Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Alasan Harga Saham Garuda Indonesia Stagnan

Kompas.com - 08/06/2013, 13:55 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) hingga saat ini masih berada di bawah harga penawaran perdana (IPO). Ada dua hal yang menyebabkan saham maskapai pelat merah tersebut belum menembus level awalnya.

Analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, harga IPO saham Garuda Indonesia sebesar Rp 750 per lembar saham. Hingga saat ini, saham GIAA hanya diperdagangkan di bawah level tersebut. Dalam enam bulan terakhir, harga saham GIAA tertinggi hanya di level Rp 680 per lembar saham. Nilai tersebut terjadi pada 28 Maret 2013.

"Alasannya, harga IPO saham GIAA kemahalan. Selain itu kinerjanya juga belum memuaskan," kata Satrio kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (8/6/2013).

Satrio menambahkan, konsesi analis saat itu menyebut harga wajar (fair value) saham GIAA sekitar Rp 520-667 per lembar saham. Namun, saat akan IPO, Menteri Badan Usaha MIlik Negara saati itu, Mustafa Abubakar, meminta harga saham GIAA dijual di level Rp 750 per lembar saham.

Akibat harga yang lebih mahal tersebut, saham GIAA terus diperdagangkan di level Rp 500-680 per lembar saham. Pada perdagangan Jumat (7/6/2013) kemarin, harga saham GIAA hanya naik 10 poin (1,82 persen) di Rp 560 per lembar saham.

Kinerja disorot

Di sisi lain, kinerja bisnis GIAA juga belum sepenuhnya gemilang. Namun, pada akhir 2012 lalu, laba komprehensif GIAA naik seratus persen dari 72,7 juta dollar AS pada 2011 menjadi 145,4 juta dollar AS. Pendapatan operasi naik 12,1 persen menjadi 3,47 miliar dollar AS, laba operasi naik 82 persen menjadi 168,1 juta dollar AS, dan laba bersih naik 72,6 persen menjadi 110,8 juta dollar AS. Masalahnya, kinerja bisnis untuk kuartal I per tahunnya selalu negatif.

"Bottom line (kuartal I-2013) kurang lebih sama seperti kuartal I tahun lalu, tidak banyak berubah," ujar Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono.

Handrito enggan mengungkapkan angka pasti, khususnya di kuartal I-2013 ini. Sebagai gambaran, pada kuartal I-2012, nilai rugi bersih maskapai pelat merah ini mencapai 10,71 juta dollar AS.

"Biasanya akan membaik di kuartal dua dan seterusnya," ujarnya.

Pada kuartal I-2011, Garuda mencatat kerugian sebesar 19,1 juta dollar AS. Kerugian berlanjut di kuartal selanjutnya.

Pada kuartal II-2012, nilai rugi bersih berkurang menjadi 2,02 juta dollar AS. Adapun di kuartal II-2011, nilai kerugian mencapai 22,39 juta dollar AS. Pada kuartal tiga dan empat, GIAA baru bisa mendulang untung.

Handrito memproyeksikan, hingga akhir tahun, perusahaan bisa memperoleh kenaikan laba bersih. Namun, ia belum mau blak-blakan mengenai hal itu. Dengan masuknya Erik Meijer sebagai Chief Commercial Officer di Garuda Indonesia, Satrio berharap perusahaan ini bisa meningkatkan kinerja bisnisnya ke depan.

"Erik ini di perusahaan sebelumnya (baik di Telkomsel, Bakrie Telecom hingga Indosat) menjadi value creator. Diharapkan di Garuda Indonesia ini, dia bisa menciptakan hal baru yang bisa melambungkan saham GIAA," kata Satrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com