JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan mengaudit pesawat Merpati MA-60 buatan China beregistrasi PK-MZO ini. Audit awal dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil. Dari audit ini bisa dilanjutkan menjadi audit khusus.
”Audit awal ini akan menjadi audit khusus apabila ditemukan hal-hal yang perlu pendalaman,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, Selasa (11/6/2013).
Audit khusus ini akan mencakup semua hal, seperti perawatan, pengoperasian, dan pengawakan, yang dipimpin Direktur Kelaikan Udara. ”Jadi secara komprehensif, tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diaudit investigasi lebih mendalam,” ujar Bambang.
Mengenai kemungkinan pesawat jenis MA-60 buatan China ini dilarang untuk terbang sementara waktu, Bambang mengatakan, hal itu sangat bergantung pada hasil penelitian dan audit khusus ini.
Kotak hitam dari pesawat Merpati Nusantara Airlines jenis MA-60 yang mengalami kecelakaan di Bandara El Tari, Kupang, telah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Kupang, Selasa siang. Kotak hitam ini dibawa langsung ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.
Masruri, Ketua Tim KNKT yang menginvestigasi kecelakaan itu, menjelaskan, hasil investigasi kecelakaan tersebut bergantung pada kotak hitam itu.
”Kalau rekaman yang ada di kotak hitam itu jelas dan jernih, maka proses penelitian bisa cepat. Tetapi, kalau rekamannya tidak jelas atau tidak ada yang direkam, hasilnya akan lebih lama,” kata Masruri.
Dari Kupang dilaporkan, Merpati akan mendatangkan pesawat pengganti jenis serupa untuk melayani masyarakat Nusa Tenggara Timur. Pesawat itu akan didatangkan dari Surabaya. Pihak Merpati akan mengganti semua kerugian yang dialami 46 penumpang Merpati. Penerbangan di Bandara El Tari sudah normal.
Presiden Direktur Merpati Nusantara Rudy Setyo Purnomo di Bandara El Tari mengatakan, masyarakat Nusa Tenggara Timur tidak perlu resah karena pihak Merpati sesegera mungkin mendatangkan pesawat pengganti jenis yang sama, yakni MA-60. Pesawat tersebut selama ini beroperasi di Surabaya.
Pesawat baru itu akan beroperasi setelah tim KNKT memastikan penyebab kecelakaan Merpati MA-60 tersebut. Tim yang beranggotakan empat orang sudah tiba di Kupang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.