JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia akan memantau perbankan yang menaikkan suku bunganya, menyusul kebijakan penaikan suku bunga acuan (BI Rate).
"Kami akan melihat reaksi perbankan. Kami masih memantau," sebut Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, kepada wartawan, Jumat, (14/6). Untuk persoalan likuiditas, Halim merasa perbankan Indonesia masih memiliki kecukupan dana. Hanya saja, karena di beberapa bank nilai pengucuran kredit tumbuh lebih cepat dibanding Dana Pihak Ketiga (DPK), beberapa bank pasti akan melakukan penyesuaian.
Pertama, beberapa bank kemungkinan memberi reaksi dengan menaikkan suku bunga kreditnya. Ini karena bank-bank akan mengalami tekanan pada biaya dana atau cost of fund. Maka, menaikkan suku bunga kredit dapat menjadi jawaban bagi kenaikan BI rate.
Kedua, bisa juga ada bank-bank tidak akan menaikkan suku bunga kredit. Lalu untuk mendapatkan sumber dana yang lebih banyak, bank tersebut tentunya akan menaikkan suku bunga deposito. Ketiga, Halim melihat bahwa akan terdapat beberapa bank yang tidak melakukan 2 hal tersebut. Namun, mereka rela mengurangi margin untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Sementara itu, ekonom menilai, sebaiknya perbankan tak ikut menaikkan suku bunga kredit karena kenaikan BI rate ini. "Lebih baik suku bunga kredit ditahan," sebut Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, kepada KONTAN, kemarin malam.
Ia beralasan, tahun ini BI telah memproyeksikan kredit perbankan tumbuh di kisaran 21,7%-23,6%. Ini bahkan sudah turun dari proyeksi sebelumnya, yakni 22,5-24,3%, sehubungan dengan revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, sebaiknya perbankan tetap berpegang pada target ekspansi kredit mereka.
Padahal, dengan tidak menaikkan suku bunga kredit, keuntungan bank akan berkurang. Tony menilai, margin tergerus karena hal ini seharusnya tidak menjadi masalah.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Destry Damayanti pun menyadari bahwa kenaikan BI rate dapat meningkatkan biaya dana perbankan. Namun ini akan membuat bank menjadi lebih hati-hati dalam penyaluran kredit.
"Dalam jangka menengah, perekonomian akan makin baik. Maka perbankan bisa lebih tumbuh sehat ke depannya," sebut Destry. (Annisa Aninditya Wibawa/Kontan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.