Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Tiga Calon Deputi Gubernur BI

Kompas.com - 24/06/2013, 11:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi XI DPR RI pada 1 Juli akan menguji tiga calon deputi gubernur Bank Indonesia yang diajukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Muliaman D Hadad yang mengundurkan diri.

Ketiga calon deputi gubernur BI itu adalah Asisten Gubernur BI Hendar, Asisten Gubernur BI Mulya Siregar, dan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Devisa Treesna W Suparyono.

Berikut profil ketiga calon deputi gubernur BI tersebut.

Hendar
Pria kelahiran Bandung 1957 ini meraih gelar Sarjana Ekonomi Universitas Padjadjaran.

Ia juga meraih gelar MA bidang Ekonomi Pembangunan Centre for Development Economics, William College AS, dan mendapatkan gelar doktor bidang ekonomi Universitas Padjadjaran.

Hendar memulai karier di BI dari posisi Staf Urusan Kredit Umum BI pada 1983. Ia kemudian dipercaya menjadi Kabiro Kebijakan Moneter pada 2004. Pada 2009, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter. Hendar diangkat menjadi Asisten Gubernur BI pada awal 2013.

Hendar sebelumnya juga pernah bersaing memperebutkan kursi Dewan Gubernur BI pada Maret lalu, tetapi kalah dari Perry Warjiyo.

Treesna Wilda Suparyono
Wanita kelahiran Bukittinggi 9 September 1957 ini mengenyam pendidikan S1 Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia meraih gelar Master of Economics (Agriculture Economics) di University of California, Davis, USA.

Pada 1998-2001, Treesna menjabat Kabag Statistik Moneter, Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia. Ia kemudian dipercaya menjadi Deputi Direktur Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia pada 2001-2003.

Selanjutnya, ia menduduki posisi Deputi Direktur Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia pada Juli 2003 sampai September 2005.

Karier Treesna berikutnya ialah menjabat Kabiro Analisis Devisa dan Nilai Tukar Direktorat Pengelolaan Devisa Bank Indonesia pada September 2005-Agustus 2008.

Ia lalu diangkat menjadi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura Agustus 2008-2010. Saat ini, ia menjabat sebagai Direktur Direktorat Pengelolaan Devisa Bank Indonesia sejak Agustus 2010 lalu.

Mulya E Siregar
Pria kelahiran Jakarta 14 Maret 1957 mengenyam pendidikan jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ia lalu meraih gelar MSC Agricultural Economics Ohio State University USA dan PhD Consumer Economics di USA pada1998.

Pada 1989, Mulya menjabat Kepala Seksi Ekonomi dan Statistik hingga 1992, lalu menjadi Ketua Tim Penelitian dan Pengembangan Perbankan Syariah pada 2002-2006. Ia kemudian dipercaya menjadi Kabiro Penelitian, Pengaturan, dan Pengembangan Perbankan Syariah pada 2006-2010.

Mulya lalu diangkat menjadi Direktur Direktorat Perbankan Syariah pada 2010-2012, lalu sebagai Direktur Eksekutif Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan pada 2012, dan kemudian dipercaya menjadi Asisten Gubernur BI pada Desember 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com