Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesimis, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 6,4-6,5 persen

Kompas.com - 25/06/2013, 10:04 WIB
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi tahun 2014 cenderung berkisar 6,4-6,5 persen. Hal tersebut dipaparkan dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Jakarta, Senin (24/6/2013). 

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Emir Moeis tersebut membahas pokok-pokok kebijakan fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2014. Hadir pula Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah Alisjahbana, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin. Saat rapat dimulai, hanya delapan anggota DPR yang hadir.

Chatib mengatakan, pemerintah dalam pokok-pokok kebijakan fiskal RAPBN Tahun 2013 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 di kisaran 6,4-6,9 persen. Namun, melihat dinamika mutakhir, pertumbuhan ekonomi cenderung mengarah ke batas bawah.

”Dengan kecenderungan global, kisaran 6,4-6,5 persen lebih mungkin daripada batas atas,” kata Chatib.

Dinamika global yang dimaksud adalah pengetatan likuiditas global. Hal tersebut akan berdampak pada perekonomian Indonesia, semisal pada meningkatnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2014, kata Chatib, masih akan didominasi konsumsi rumah tangga. Hal itu antara lain didorong kegiatan seputar Pemilihan Umum 2014.

Di samping itu, kata Chatib, juga ada sejumlah program yang akan meningkatkan daya beli rakyat. Misalnya, Program Keluarga Harapan, beras untuk rakyat miskin, dan kenaikan pensiun pokok PNS/TNI/Polri.

Investasi yang juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, menurut Chatib, akan terus tumbuh. Hal tersebut akan didorong, antara lain, oleh insentif keringanan PPh di sejumlah kawasan tertentu dan insentif di sektor hilir pertambangan.

Sementara Perry mengatakan, sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan lebih baik dibandingkan tahun 2013. Dengan demikian, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 berkisar 6,4-6,8 persen.

”Sumber pertumbuhan masih didukung konsumsi rumah tangga, tapi juga ada perbaikan kinerja ekonomi dari eksternal. Perbaikan ekonomi dunia itu akan diikuti penambahan kegiatan volume perdagangan dan kenaikan harga komoditas. Ini akan memperbaiki kinerja ekspor Indonesia yang pada gilirannya menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.

Setelah mendengarkan penjelasan dari sejumlah pihak, forum menyepakati pertumbuhan ekonomi tahun 2014 di kisaran 6,4-6,9 persen. Inflasi 3,5-5,5 persen. Nilai tukar rupiah Rp 9.600- Rp 9.800 per dollar AS. Suku bunga SBN tiga bulan 4,5-5,5 persen. Sementara asumsi harga minyak dunia serta produksi siap jual untuk minyak dan gas akan dibahas di Komisi VII. (LAS)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Indonesia Hibahkan 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria Senilai Rp 30,3 Miliar

    Indonesia Hibahkan 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalen ke Nigeria Senilai Rp 30,3 Miliar

    Whats New
    Segini Besaran Gaji ke-13 PNS yang Akan Cair Juni 2023

    Segini Besaran Gaji ke-13 PNS yang Akan Cair Juni 2023

    Whats New
    PDAM Adalah Salah Satu Perusahaan Milik Pemda

    PDAM Adalah Salah Satu Perusahaan Milik Pemda

    Whats New
    Kepanjangan PDAM, Pemilik, dan Layanannya

    Kepanjangan PDAM, Pemilik, dan Layanannya

    Whats New
    Ajang APQA, Pertamina Tekankan Pentingnya Teknologi di Industri Migas

    Ajang APQA, Pertamina Tekankan Pentingnya Teknologi di Industri Migas

    Whats New
    Gelontorkan Dana Tak Sedikit, Penyaluran dan Pemanfaatan BBM Subsidi Perlu Diawasi Bersama

    Gelontorkan Dana Tak Sedikit, Penyaluran dan Pemanfaatan BBM Subsidi Perlu Diawasi Bersama

    Whats New
    Antisipasi Serangan Siber, APPI: Perusahaan Wajib Perkuat Sistem Keamanan Digital

    Antisipasi Serangan Siber, APPI: Perusahaan Wajib Perkuat Sistem Keamanan Digital

    Whats New
    PT Pelni Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Perawat, 'Fresh Graduate' Boleh Daftar

    PT Pelni Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Perawat, "Fresh Graduate" Boleh Daftar

    Work Smart
    BPR Resmi Ganti Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat

    BPR Resmi Ganti Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat

    Whats New
    Empat Perusahaan Ini Segera IPO, Simak Prospektus Singkatnya

    Empat Perusahaan Ini Segera IPO, Simak Prospektus Singkatnya

    Whats New
    Dukung Pariwisata Bali, ASDP Siap Kembangkan Pelabuhan Gilimanuk

    Dukung Pariwisata Bali, ASDP Siap Kembangkan Pelabuhan Gilimanuk

    Whats New
    Pentingnya Partisipasi Masyarakat Awasi Pendistribusian BBM Subsidi

    Pentingnya Partisipasi Masyarakat Awasi Pendistribusian BBM Subsidi

    Whats New
    Pentingnya 'Critical Mineral' untuk RI, Sebagai Produsen Nikel Terbesar Dunia

    Pentingnya "Critical Mineral" untuk RI, Sebagai Produsen Nikel Terbesar Dunia

    Whats New
    KCIC Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Posisi dan Syaratnya

    KCIC Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Posisi dan Syaratnya

    Work Smart
    Ganjar: UMKM Harus Dipelihara, untuk Ciptakan Pengusaha-pengusaha Baru

    Ganjar: UMKM Harus Dipelihara, untuk Ciptakan Pengusaha-pengusaha Baru

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+