Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2013, 12:39 WIB


                                                     Oleh Rhenald Kasali

                                                                       @Rhenald_Kasali

Kalau "Dunia itu Panggung Sandiwara", maka dalam abad ini, kamera adalah panggungnya. Kamera itu ibarat galery bagi pelukis.  

Bagi tokoh-tokoh televisi, "kamera" itu ibarat nyawa. Mereka berebut ngomong dengan asumsi: kamera tidak senang menyorot narasumber yang gagu, yang hanya tebar pesona.  Tapi benarkah, TV senang tokoh yang interaktif, mudah marah, mudah buat sensasi?  Sepertinya jurus itu kini banyak dianut tokoh televisi.  

Dalam peradapan kamera dan Generasi C yang serba connected, curious, dan co-creation, kesadaran galery dan personal branding tumbuh kuat. Sajian makanan belum dinikmati sebelum difoto. Salaman dengan tokoh diganti dengan berfoto.  Kehidupan pribadi dan aib dibuka ke hadapan publik via kamera.

Camera Branding

Tak dapat dipungkiri banyak orang yang jadi terkenal karena era baru peradapan kamera. Mark Lamprell dalam filmnya, Goddess (2013) menceritakan Elspeth Dickens,  ibu rumah tangga  (Laura Michelle Kelly)  yang sering ditinggalkan suaminya  (Ronan Keating) menjadi terkenal setelah memasang kamera di dapur. Bukan karena tindak kekerasan atau asusila, melainkan karena kelincahannya memainkan alat musik dapur (Sink Song).   Elspeth menjadi branded star dan dicari banyak orang.

Christina Perri yang menaruh albumnya di situs video hidupnya juga berubah karena 6 juta orang menyukai albumnya.  Tak perlu lagi wajah cantik atau ganteng. Asal authentics, wanita berusia 47 tahun pun bisa menjadi "darling" setelah tampil dalam ajang pencarian bakat seperti yang dialami Susan Boyle.  

Di Indonesia sendiri, fenomena serupa bukan hal yang baru.  Tokoh-tokoh baru bermunculan.   Publik mencari figur yang  authentics, tidak dibuat-buat, tulus, memberi value, lebih dari yang dituntut dan postif.

Dan tiba-tiba mata kita terbelalak saat menyaksikan tokoh-tokoh publik berakting seperti dalam talkshow yang biasa dipertontonkan di dunia liberal. Seorang nara sumber melepaskan emosinya dengan menyiram secangkir teh manis ke muka rekan dialognya.  Harus diakui tampilah itu juga Camera Branding, efek dari perebutan kamera, namun  labelnya adalah kekerasan, kebencian, brutalisme, dan ketidakmampuan kontrol diri.

Social TV

Seberapa jauhkah dampak akting-akting buruk yang dipertontonkan aktor-aktor amatir yang menderita "luka batin" dan "sakit gigi" ini?

Dulu saya menduga konflik  terjadi antara si jahat melawan si baik, agresif melawan assertive, atau koruptor melawan orang-orang bersih.  Belakangan  koruptor berkelahi melawan koruptor, penjahat vs penjahat,  agresif vs agresif. Keduanya sama-sama susah diberi pembelaan.  Saya jadi teringat pidato Ronald Reagan yang mengatakan: "Perang selalu diawali dengan pembiaran negara terhadap kekerasan, sehingga harga dari setiap penyerangan begitu murah."

Tentu saja kita tak bisa mengatakan, kutukan publik sudah cukup menghukum. Sebab terhadap setiap kebenaran selalu terdapat pandangan beragam. Dalam komunitas yang mengidap "luka batin", kekerasan  bisa melahirkan pujian dan persepsi heroisme.  Apalagi kalau kontranya datang dari kelompok yang memiliki naluri kekerasan yang sama.  Masyarakat juga punya catatan terhadap orang-orang tertentu yang selalu merasa benar.

Memang dalam peradapan kamera ini televisi tak lagi berdiri sendiri. Televisi dan social media hidup berdampingan membentuk social tv.  Ia menjadi mobile dengan daya jelajah tanpa kontrol produser. Seperti pengelana, "kebenaran" berjalan kaki menembus belantara mencari pintunya sendiri. Kadang tersesat, kadang beruntung.

Bila kesadaran branding menjadi perhatian kaum muda, maka berebut kamera bukanlah tontonan yang bisa dijadikan panutan karena dari situ terpancar aura seseorang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com