Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2013, 11:32 WIB
|
EditorErlangga Djumena


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ribut-ribut soal peredaran ayam Ling Nan dari China di pasar ritel terjawab sudah. Masyarakat tak perlu resah untuk makan ayam Ling Nan. Badan Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian (Kemtan) menyatakan, selama kurun waktu 2010 sampai 2013, tidak ada ayam negara yang berpenduduk 1,4 miliar tersebut masuk ke Indonesia.

Banun Harpini, Kepala Badan Karantina Pertanian mengatakan, ayam Ling Nan yang diedarkan oleh PT Barstow Indosukses adalah murni dari hasil budidaya sendiri. "Dari hasil penyelidikan, ayam Ling Nan tersebut dikembangkan di wilayah Bogor, Jawa Barat," kata Banun, Rabu (3/7/2013).

Menurut Banun, ayam Ling Nan berasal dari kerjasama Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) dengan Belanda pada tahun 2000.

Ayam Ling Nan juga sudah dibibitkan lebih dari 10 generasi. Bibit ayam Ling Nan berbentuk day old chicken (DOC), kata Banun, berasal dari Indonesia dengan hasil pengembangbiakan dan dipanen tiap 2,5 sampai 3 bulan sekali. "Bibit ayam Ling Nan adalah campuran bibit yang dimurnikan, bukan merupakan hasil importansi atau pengiriman daerah lain," kata Banun.

Kata Banun, Ayam Ling Nan yang beredar di masyarakat merupakan hasil seleksi dan persilangan sendiri.Saat ini, PT Barstow Indosukses tidak lagi menjual bibit ayam keluar. Bibit ayam tersebut hanya digunakan untuk budidaya sendiri dan sudah memiliki kontrak dengan ritel modern. "Pemilik bibit pun mengakui tidak ada impor ayam Ling Nan," kata Banun.

Merujuk ke data Badan Karantina, sepanjang 2010, impor bibit ayam atau DOC berasal dari Australia, Belanda, Inggris, Singapura, Filipina dan Amerika Serikat melalui bandar udara Soekarno Hatta. Pada 2011, terdapat 64 kali impor DOC dengan jumlah 831.691 ekor.

Pada 2011 terjadi 329 kali impor DOC dengan jumlah 1,37 juta ekor berasal dari Australia, Jerman, Malaysia, Inggris, Belanda, Singapura, Filipina dan Amerika Serikat.

Pada tahun berikutnya, terjadi 213 kali impor DOC dengan jumlah volume mencapai 876.915 ekor. Asal negara impor DOC ini Australia, Inggris, Belanda, Filipina, Parancis dan Amerika Serikat. "Dari laporan importansi DOC tidak ada importansi DOC dari China," kata dia.

Selain itu, importansi telur tetas pada 2012 sampai 2013 tidak ada yang berasal dari China. Impor telur tetas berasal dari Malaysia, Belanda, Prancis, Inggris, Hong Kong, Singapura dan Taiwan. (Maria Elga Ratri)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Lupa Nomor EFIN saat Lapor SPT? Begini Solusinya

Lupa Nomor EFIN saat Lapor SPT? Begini Solusinya

Whats New
Pupuk Kaltim Bakal Bangun Pabrik Urea di Papua Barat Senilai 1 Miliar Dollar AS

Pupuk Kaltim Bakal Bangun Pabrik Urea di Papua Barat Senilai 1 Miliar Dollar AS

Whats New
Simak 4 Tips agar UMKM Untung Lebih Banyak Saat Ramadhan

Simak 4 Tips agar UMKM Untung Lebih Banyak Saat Ramadhan

Work Smart
Sepanjang 2022 Google Hapus 5,2 Miliar Iklan, Ini Alasannya

Sepanjang 2022 Google Hapus 5,2 Miliar Iklan, Ini Alasannya

Whats New
Pertemuan IHRS Akan Rumuskan Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Era Digitalisasi

Pertemuan IHRS Akan Rumuskan Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Era Digitalisasi

Whats New
Cara dan Syarat Tukar Uang Baru untuk Lebaran 2023

Cara dan Syarat Tukar Uang Baru untuk Lebaran 2023

Whats New
Cara Lapor SPT Tahunan via e-Filing untuk Karyawan Swasta

Cara Lapor SPT Tahunan via e-Filing untuk Karyawan Swasta

Whats New
PRT Kebingungan, Pemda Tak Punya Data, UU PPRT Jadi Solusinya…

PRT Kebingungan, Pemda Tak Punya Data, UU PPRT Jadi Solusinya…

Whats New
Google Hapus 51,2 Juta Iklan Pemilu Mengandung Ujaran Kebencian

Google Hapus 51,2 Juta Iklan Pemilu Mengandung Ujaran Kebencian

Whats New
Tips Mengelola Gaji untuk Kebutuhan Sehari-hari dan Zakat Selama Bulan Puasa

Tips Mengelola Gaji untuk Kebutuhan Sehari-hari dan Zakat Selama Bulan Puasa

Spend Smart
Jumlah Pengunjung E-Commerce Merosot pada Februari 2023

Jumlah Pengunjung E-Commerce Merosot pada Februari 2023

Whats New
4 Tips Alokasi Keuangan Anti ‘Boncos’ Saat Ramadhan dan Lebaran

4 Tips Alokasi Keuangan Anti ‘Boncos’ Saat Ramadhan dan Lebaran

Spend Smart
Semen Baturaja Dapat Kredit Sindikasi dari 4 Bank Senilai Rp 901,425 Miliar

Semen Baturaja Dapat Kredit Sindikasi dari 4 Bank Senilai Rp 901,425 Miliar

Whats New
Dukung Inklusi Keuangan Digital UMKM, OJK: Kita Akan Sediakan Alternatif Pembiayaan

Dukung Inklusi Keuangan Digital UMKM, OJK: Kita Akan Sediakan Alternatif Pembiayaan

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 11 April 2023, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 11 April 2023, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+