Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Ini Saran BI ke Pemerintah

Kompas.com - 09/07/2013, 10:43 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga nilai tukar rupiah agar sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian di tanah air.

Meski nilai tukar hampir menyentuh level Rp 10.000 per dollar AS, BI berharap masyarakat agar tidak panik atas kondisi tersebut.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi. Sehingga akan menekan neraca defisit Indonesia ke depan.

"Kita akan menjaga nilai tukar rupiah mencerminkan fundamentalnya. Sekarang ada positif situasi dari BBM naik, itu baik. Bahwa kita melihat impor BBM itu ada penurunan, itu kita sambut baik. Namun masih ada faktor lain yang perlu dijaga," kata Agus saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (8/7/2013).

Agus meminta pemerintah menjaga penerimaan negara, khususnya dari pajak dan bukan pajak. Sebab dengan penerimaan yang tinggi, maka akan mengurangi defisit anggaran yang sampai saat ini menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.

Begitu juga dengan kenaikan harga BBM bersubsidi yang kini sudah bisa diharapkan mampu untuk mengurangi impor minyak. Sehingga diharapkan bisa menekan neraca perdagangan yang sampai saat ini masih defisit.

Di sisi lain, Agus juga meminta kepada pemerintah untuk menjaga penyerapan anggaran agar bisa berlangsung maksimal.

"Ini semua harus ditata. Jadi secara umum ini tetap di-range yang mencerminkan fundamental ekonomi," tambahnya.

Agus juga mengaku bahwa nilai tukar rupiah bila dibandingkan dengan negara sekawasan kurang lebih masih sepadan. Tapi Agus masih enggan menjelaskan apakah nilai tukar rupiah yang hampir mendekati level Rp 10.000 per dollar AS ini sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia.

"Saya tidak ngomong angka, sama seperti nilai cadangan devisa harus 100 miliar dollar AS, tidak boleh kurang dari itu. Itu adalah batas psikologis yang tidak boleh kita terikat itu. Sama seperti Rp 10.000 per dollar AS," tambahnya.

Namun dengan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi dan ke depan diharapkan defisit anggaran maupun defisit neraca perdagangan diperkirakan membaik, maka hal tersebut akan memberikan efek positif kepada nilai tukar rupiah akan menguat kembali.

"Jadi apakah Rp 10.000 per dollar AS masih aman, itu tergantung investor," jelasnya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah hari ini diperdagangkan di level Rp 9.960 per dollar AS, masih sama dengan posisi perdagangan kemarin namun melemah 15 poin dibanding perdagangan Jumat (5/7/2013) di level Rp 9.945 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com