Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan menuturkan naiknya BI rate sekaligus juga mengisyaratkan bahwa Bank Indonesia tak lagi ingin menjadi satu-satunya pemasok likuiditas dollar AS di pasar domestik.
Saat ini, cadangan devisa di BI sudah di bawah 100 miliar dollar AS, sehingga perlu langkah untuk kembali menaikkannya.
"Naiknya BI rate akan mendorong naiknya suku bunga simpanan. Para eksportir yang masih memegang dollar AS akan tertarik mengonversi dollarnya ke rupiah untuk disimpan di perbankan dalam negeri. Ini akan membantu menguatkan nilai tukar rupiah dan mendongkrak cadangan devisa," ujarnya, Kamis (11/7/2013).
Menurut Fauzi Ichsan, hingga saat ini ada dana perbankan nasional sekitar 7,7 miliar dollar AS yang terparkir di luar negeri. Dana tersebut adalah milik para eksportir yang selama ini belum dikonversi menjadi rupiah.
"Besarnya dollar AS di pasar uang menunjukkan sebenarnya tidak ada masalah dalam hal pasokan mata uang tersebut. Hanya saja, dollar AS tertahan di perbankan dan tidak masuk di pasar valas," jelasnya.
Terkait dengan suku bunga pinjaman, Fauzi menjelaskan bahwa kemungkinan hal itu tidak naik karena ada persaingan dalam penyaluran kredit. Dia berkilah, calon debitur bisa mencari bank-bank yang menawarkan kredit dengan bunga rendah.
BI memilih untuk menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) di bulan Juli 2013 ini sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen. Kenaikan BI Rate tersebut untuk mengantisipasi nilai inflasi Juli 2013 akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, sikap BI yang menaikkan BI rate di bulan ini karena ingin menjaga stabilitas sistem keuangan dan ingin mengembalikan inflasi sesuai dengan sasaran BI semula.
BI sebelumnya memang pernah memerkirakan inflasi Juli 2013 bisa mencapai 2 persen (mom). Namun untuk inflasi Agustus dan September 2013 akan menurun. "Di bulan ini, kami menaikkan level BI rate sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Selain menaikkan BI rate, BI juga menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FasBI) sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen.
Di sisi lain, BI tetap menjaga agar suku bunga kredit tetap, yaitu di level 6,75 persen. Suku bunga kredit yang tetap ini karena ingin menjaga pertumbuhan kredit di masyarakat. "Untuk mengantisipasi kenaikan BI rate dan Fasbi Rate ini, kami akan menjaga dengan bauran kebijakan," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.