JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan masih yakin dalam menawarkan maskapai PT Merpati Nusantara Airline kepada investor. Setelah dapat investor nanti, pemerintah tetap akan minta izin ke DPR mengenai penjualan maskapai pelat merah tersebut.
"Kalau soal minta persetujuan DPR, ya nanti. Sekarang baru akan mencari investor dulu," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Saat ini, pemerintah masih mencari solusi untuk menawarkan Merpati ke sejumlah investor. Meski demikian, Merpati saat ini memang mengalami kesulitan, khususnya menangani masalah utang sejumlah Rp 6 triliun.
Bagaimanapun, kata Dahlan, investor tidak akan mau membeli perusahaan dengan nilai kewajiban lebih tinggi. Sementara itu, keuntungan Merpati belum signifikan.
Dahlan saat ini juga sedang mencari opsi untuk menyelamatkan Merpati, termasuk menukar utang perseroan dengan saham Merpati. Nantinya, saham tersebut bisa kembali dijadikan uang setelah Merpati bisa melakukan initial public offering (IPO).
"Itu jadi salah satu opsi terbaik, tapi tidak gampang minta persetujuan itu. Jangan-jangan, belum dapat (persetujuan itu), mati Merpatinya. Tapi dulu Garuda Indonesia bisa melakukan itu," tambahnya.
Masalahnya, kata Dahlan, Garuda Indonesia merupakan maskapai kebanggaan Indonesia sehingga proses pengalihan utang menjadi saham saat itu lebih cepat selesai. "Seharusnya, Merpati kalau mau jadi kebanggaan kita juga harus digitukan. Caranya juga seperti itu. Selesai sudah masalah. Tapi ternyata prosesnya tidak segampang itu," ungkapnya.
Sekadar catatan, Menteri BUMN Dahlan Iskan memang berencana menjual Merpati Nusantara Airline karena membutuhkan dana besar untuk operasionalnya. Terlebih lagi, saat ini, Merpati masih memiliki total kewajiban hingga Rp 6 triliun, yang otomatis membebani operasionalnya.
Beragam suntikan dana dan penawaran ke investor strategis telah diupayakan. Namun, hingga saat ini belum ada investor yang berminat membeli Merpati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.