Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Berjualan di Jalan, Kini Punya Swalayan

Kompas.com - 17/07/2013, 08:09 WIB


KOMPAS.com
- Berawal dari jualan di pinggir jalan dengan modal Rp 300.000, Riza Rizki Adhiyaksa (30) akhirnya bisa memiliki swalayan. Bahkan ia pernah meraup omzet tertinggi dalam sebulan mencapai Rp 750 juta.

Kesuksesannya ini menjadi inspirasi hingga ia sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai talkshow mengenai peluang usaha di industri kreatif.

Nanutz Mania menjadi brand usaha makanan ringan yang dirintis Riza pada Maret 2011. Ayah dua orang anak ini mengatakan dirinya terinspirasi dari lagu boyband Smash berjudul Cinta Cenat Cenut.

"Produk awal saya kan sebenarnya nachos. Saya sempat bingung cari nama. Waktu saya sedang menggoreng, dengar radio tetangga sedang diputar lagu Smash yang Cinta Cenat Cenut. Lalu saya satukan, Nachos Cenat Cenut menjadi Nanutz," ujar Riza kepada Tribun di kantornya di Swalayan Nanutz Mania, Jalan Babakan Ciparay 243, pekan lalu.

Produk Nanutz Mania ini beragam, mulai dari mi nyere sebagai andalan, pangsit goreng atau nachos, keripik sosis, keripik kulit ayam, keripik bayem yang diberi nama Mariyu Bayem dan belasan produk lainnya. Mi nyere itu sendiri memiliki 18 varian rasa.

"Kami berusaha agar brand ini tetap fun dan aman. Artinya, ketika sedang booming keripik singkong, kami membuat mi nyere. Makanan tradisional khas Sunda ini oleh Nanutz dimodernisasikan dengan berbagai varian rasa hingga bentuk dan packaging. Kami juga jual mi nyere yang warna-warni. Kami pelopor mi nyere modern di Indonesia," kata Riza.

Dalam memasarkan produknya, Riza fokus pada penjualan melalui agen dan online. Swalayan di Jalan Babakan Ciparay 243 pun baru dibuka pada Maret 2013 sebagai tempat penjualan offline. Di daerah Mekarwangi pun ada gerai Nanutz Mania. Saat ini, ia sudah bermitra dengan 75 orang agen y di 28 provinsi, hingga ke luar negeri, seperti Jepang, Australia dan Belanda.

"Nanutz ini jual offline baru sekarang. Dari awal berdiri jualnya melalui online. Saya sampai korbankan akun Facebook saya yang sudah ada 5.000 teman. Facebook saya diganti fotonya tiba-tiba dengan foto Nanutz, sampai orang pada kaget. Itu strategi  murah dan efektif. Punya uang 2.500, tinggal ke warnet saja," ujarnya sambil tertawa.

Setiap harinya, dapur produksi Riza yang ditopang 28 pekerja bisa mencapai 1.400-2.000 produk, itu pun yang sudah melalui tahap quality control. Ia mengatakan pernah menggunakan mesin untuk produksi lebih banyak, namun hasilnya tak seenak bikinan tangan. Ia pun kembali mengandalkan dapurnya untuk hasil sempurna.

Hingga hari ini, Riza pun masih berkutat di dapur setiap pagi untuk membuat bumbu. Ia mengatakan tak ingin seperti pengusaha pada umumnya, yang meninggalkan dapur ketika sudah merasa sukses.

Perjalanan Riza selama dua tahun merintis usaha keripik cukup sulit. Sebelum mengangkat merek Nanutz Mania, ia awalnya berjualan di pinggir jalan hingga sering kehujanan dan diusir Satpol PP. Tak habis akal, ia pun ikut berjualan di ajang car free day dan pasar malam, hingga punya teknik jitu. "Teknik saya, saat MaIcih lagi ikut pameran, saya ikutan. Ma Icih di dalam booth, saya di luar tenda di tempat parkir. Nggak ikut bayar booth," ungkapnya.

Baginya, kesuksesan produk Ma Icih menjadi inspirasi dan panutan. (bb)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com