Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Defisit Produk Kelistrikan

Kompas.com - 29/07/2013, 19:18 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit produk-produk elektrikal. Hal tersebut karena kebutuhan dalam negeri yang cukup tinggi.

"Ini bukannya kita tidak mempunyai daya saing, melainkan karena kebutuhan dalam negeri sendiri yang cukup besar, kata Bayu di PT Supreme Cabel Manufactur, Tangerang, Senin (29/7/2013).

Bayu menerangkan, pada tahun lalu, nilai ekspor produk elektrikal Indonesia di seluruh dunia mencapai 7,1 miliar dollar AS. Dari angka tersebut, 2,6 miliar dollar AS lainnya diekspor ke negara-negara ASEAN.

"Ekspornya ke negara-negara ASEAN, Timur Tengah dan beberapa negra Afrika," ujar Bayu.

Sementara itu untuk kegiatan impor, nilai produk elektrikan yang masuk ke Indonesia mencapai 15 miliar dollar AS. Angka. Jumlah tersebut juga mencakup impor dari negara-negara ASEAN sebesar 3,5 miliar dollar AS.

Adapun, impor yang dimaksud tidak hanya untuk kabel, tetapi juga generator yang tidak produksi di Indonesia. Selain itu impor mencakup pula penggabungan berbagai jenis produk. "Praktis tidak ada yang diekspor, jadi habis semua buat di dalam negeri," kata Bayu.

"SNI (Standar Nasional Indonesia) sudah diakui dunia, jadi kita sudah mendapatkan standar yang tinggi. Indonesia sendiri sudah memiliki pasar yang besar," ucapnya.

Saat ini permintaan produk elektrikal dalam negeri mencapai 10 miliar dollar AS, yang disuplai oleh 25 perusahaan, dan dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan perusahaan bertaraf besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com