Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sriwijaya Targetkan Nam Air Terbangi Indonesia Januari 2014

Kompas.com - 31/07/2013, 11:37 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Maskapai Nam Air, anak usaha PT Sriwijaya Air, ditargetkan bisa mulai mengudara pada Januari 2014. Hingga saat ini, perusahaan masih menunggu keluarnya Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Direktur Komersial Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengatakan,  SIUP bisa dirilis Kemenhub pada Agustus 2013. Selanjutnya perusahaan akan menyampaikan business plan (rencana bisnis) maskapai dan kesiapan operasional baik dari sisi pesawat dan kru kepada regulator. Jika semua hal itu sudah terpenuhi, maka Kemenhub baru bisa mengeluarkan Air Operator Certificate (AOC).

Nantinya, Sriwijaya Air bakal memegang AOC 121, yaitu sertifikat yang diberikan kepada maskapai yang mengoperasikan pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk (seat). "Rata-rata AOC bakal keluar setelah kontrak pesawat selesai," kata Toto, Rabu (31/7/2013).

Toto menuturkan, Nam Air diproyeksikan menjadi pengumpan (feeder) bagi maskapai Sriwijaya Air yang bakal menerbangi rute-rute seperti Labuan Bajo, Ende, Larantuka, dan Rote.

Meski demikian, Nam Air hingga saat ini belum memutuskan bakal menggunakan armada apa yang akan digunakan maskapai barunya tersebut. Jika sebelumnya Nam Air ingin menggunakan pesawat Embraer buatan Brasil namun opsi tersebut dipastikan sudah dibatalkan.

Menurut Toto, Sriwijaya membatalkan untuk memboyong 20 unit Embraer karena permasalahan harga. Padahal Sriwijaya sudah menyerahkan uang muka sebesar 6 juta dollar AS kepada pabrikan tersebut. Seperti diketahui, harga satu unit pesawat Embraer yaitu sebesar 40 juta dollar AS.

"Kami tidak jadi beli Embraer. Tapi permasalahan uang muka sudah dibereskan. Sekitar tiga bulan yang lalu Sriwijaya Air sudah menerima refund dari Embraer," katanya.

Sebagai solusi, untuk sementara Sriwijaya Air bakal menggunakan empat unit armada Boeing 737-500 winglet sebagai syarat kelengkapan keluarnya AOC dari Kemenhub. "Hingga saat ini kami juga masih terus mencari pesawat 100 seater (di bawah 100 kursi) untuk Nam Air," ungkapnya.

Salah satu pilihannya yaitu ATR-72 600 dengan kapasitas 72 hingga 85 seat. Bahkan, Chandra Lie, Direktur Utama Sriwijaya Air, mengatakan bakal memesan 15 unit ATR-72 600 dengan opsi pembelian 10 unit. "Tapi itu belum tandatangan," katanya.

Chandra Lie juga menuturkan, layanan Nam Air lebih kepada low cost carrier karena hanya melakukan penerbangan jarak pendek.

Sebagai informasi, hingga saat ini Sriwijaya Air memiliki 38 pesawat dengan 41 kota tujuan dan tiga rute diantaranya adalah rute internasional yaitu Singapura, Penang, dan Malaysia.

Rute Baru

Sementara itu, Sriwijaya Air juga dipastikan membuka penerbangan langsung (direct flight) Jakarta-Ambon. Sebelumnya, rute tersebut dilayani perseroan melalui Makassar.

Rute tersebut diterbangi Sriwijaya sebanyak satu kali dalam sehari. Rencananya perseroan bakal menggunakan armada Boeing 737-800 NG berkapasitas 176 penumpang dengan konfigurasi 8 seat kelas eksekutif dan 168 seat ekonomi.

Penerbangan Jakarta-Ambon yang akan dibuka mulai 5 Agustus mendatang itu dilayani dengan nomor penerbangan SJ 788, berangkat dari Jakarta pukul 02.00 dini hari waktu setempat dan tiba 07.40 waktu Ambon.

Adapun penerbangan dari Ambon-Jakarta bernomor penerbangan SJ 789 berangkat pukul 08.20 waktu setempat dan tiba 10.05 waktu Jakarta. (Sanusi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com