Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benda Seni, Instrumen Investasi Alternatif yang Kian Menggeliat

Kompas.com - 05/08/2013, 10:41 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Besarnya dorongan memperoleh keuntungan yang maksimal, mendorong banyak orang mencari instrumen investasi alternatif, di luar instrumen yang selama ini menjadi tujuan investasi konvensional : saham, obligasi, deposito, dan bahan komoditas.

Adalah benda seni, instrumen investasi alternatif yang belakangan ini semakin diburu oleh banyak orang, terutama dari golongan orang super kaya (high net worth).

Berdasarkan data The European Fine Art Foundation (TEFAF), sebagaimana dikutip oleh JP Morgan, nilai investasi di benda-benda seni pada akhir 2011 mencapai 60 miliar dollar AS. Jumlah itu mengalami kenaikan 6 kali lipat dalam 20 tahun terakhir ini.

Memang, mengoleksi benda-benda seni identik dengan "investasi kesabaran", karena butuh waktu lama agar benda yang dikoleksi itu benar-benar menjadi langka dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Lantas, belakangan ini, benda seni telah bertransformasi barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan tak sekedar barang yang memiliki nilai estetika.

Akan tetapi, berbeda dengan portofolio investasi konvensional yang memiliki nilai acuan pasar yang transparan seperti harga saham dan komoditas, nilai benda-benda seni sangat tidak transparan dan hanya sedikit data mengenai benda seni yang dipahami publik.

Tidak transparannya nilai benda seni lebih disebabkan transaksi banyak dilakukan antar-pribadi, ketimbang melalui rumah lelang. Di sinilah, peran kurator menjadi signifikan untuk menentukan nilai benda seni.

Sebagaimana diungkapkan oleh politisi Partai Gerindra yang juga menjabat sebagai Ketua Lingkaran Keris Indonesia, Fadli Zon, bahwa keris belakangan ini telah menjadi salah satu benda seni yang menjadi instrumen investasi.

Selain keris telah dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO, benda pusaka itu juga memiliki nilai esoteris dan eksoteris.

"Esoteris adalah energi yang ada di dalam keris, sedangkan eksoteris adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat keris, termasuk ada tidaknya perhiasan di warangka atau baju kerisnya. Semua ini yang menentukan nilai dari keris," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (5/8/2013).

Selain keris, benda seni lain yang juga menjadi instrumen investasi belakangan ini adalah lukisan dan patung. Nilai dari benda seni itu tergantung dari pembuatnya serta nilai serta nilai sejarah.

Berikut daftar benda seni yang belakangan banyak menjadi instrumen investasi :

- Keris
- Lukisan
- Arloji
- Benda peninggalan sejarah
- Keramik dan Patung
- Batik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com