Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menjelaskan, perseroan sejauh ini belum berencana menaikkan produksi kondomnya. Adapun 450.000 kondom produksi perseroan untuk menyuplai permintaan BKKBN.
Sementara itu 50.000 kondom untuk pasar ekspor dan 50.000 lagi untuk pasar domestik. "Apakah ditambah ataukah tidak, hal itu tergantung dari permintaan di pasar. Kami rasa masih mencukupi dengan produksi sebesar itu," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (12/8/2013).
Dia menjelaskan, perseroan sejauh ini menguasai 15-20 persen pasar kondom nasional. Selebihnya dikuasai oleh produsen kondom asing.
Kondom Meong adalah produksi anak usaha RNI, yaitu PT Rajawali Putra Banjaran. Menurut Ismed, saat ini perusahaan itu sedang mengalami masalah finansial sehingga perlu disehatkan.
"Dalam rangka penyehatannya, Rajawali Banjaran akan ditangani oleh anak usaha RNI lainnya, yaitu Phapros. Statusnya akan menjadi cucu usaha, dari sebelumnya anak usaha," papar Ismed.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.