Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah IHSG Masih Bakal Anjlok Lagi?

Kompas.com - 20/08/2013, 07:49 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan akibat aksi jual saham diperkirakan masih akan mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, Selasa (20/8/2013) ini. Apakah indeks masih akan turun tajam lagi dan di rentang berapa indeks bergerak hari ini?

Riset eTrading Securities memerkirakan IHSG masih akan melemah, dengan level dukungan di 4.220 dan 4.400. Secara teknikal pelemahan IHSG sebelumnya menghasilkan gap down candlestick dengan pelemahan volume. Dimana indikator MACD menghasilkan sinyal deadcross pada teritori negatif dan stochastic menghasilkan sinyal bearish.

Sedangkan Riset Trust Securities memerkirakan IHSG akan berada pada level dukungan 4.285-4.310 dan resisten 4.430-4.455. Berpola menyerupai double black crows lewati lower bollinger bands (MBB). MACD cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang.  RSI, William's %R, dan Stochastic lanjut downreversal mendekati area oversold.

"Diperkirakan masih akan melemah namun, pelemahan ini bisa saja mulai berkurang jika pelaku pasar tidak terlalu panik dengan kondisi yang suka-tidak-suka akan terjadi, terutama dengan kondisi makro dan kemungkinan adanya aksi beli memanfaatkan rendahnya harga saham," sebutnya.

Sentimen negatif juga datang dari bursa global terkait makin kuatnya spekulasi penghentian program stimulus di Amerika Serikat. Pelaku pasar pun menunggu hasil pertemuan The Federal Reserve pekan ini.

Pada akhir perdagangan Senin (19/8/2013), Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,47 persen, Indeks S&P 500 turun 0,59 persen dan Indeks Komposit Nasdaq turun 0,38 persen.

Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup ambles 255,14 poin (5,58 persen) ke 4.313,52 dengan jumlah transaksi sebanyak 8,5 juta lot atau setara dengan Rp 6,4 triliun. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp 1,820 triliun dengan saham yang paling banyak dijual antara lain BBRI, BMRI, SMGR, BBCA dan ASII.

Sementara mata uang rupiah terdepresiasi ke level Rp 10.533 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com