Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan IHSG dan Rupiah Mirip Krisis 2008?

Kompas.com - 20/08/2013, 13:16 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah dinilai mulai mengarah seperti kejadian krisis pada tahun 2008. Apakah demikian?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengawasi pergerakan IHSG, termasuk apakah ada kemungkinan menyamai seperti kejadian di tahun 2008. Saat itu, kondisi IHSG merosot mendekati 50 persen.

"Kita tentunya mencermati, tapi tidak memprediksi (tingkat IHSG). Namun kalau kita bandingkan kondisi sekarang, kita tidak berada pada posisi itu (tahun 2008)," kata Nurhaida saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (19/8/2013) malam.

Nurhaida menjelaskan, saat krisis moneter tahun 2008 lalu, memang kondisi IHSG turun mendekati 50 persen dan rupiah sudah menembus level Rp 12.000 per dollar AS. Sedangkan saat ini, IHSG masih turun sekitar 6 persen dan rupiah melemah hingga menembus level Rp 10.600 per dollar AS.

Saat krisis 2008, pemerintah melakukan sejumlah kebijakan seperti memberi kemudahan terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan pembelian saham kembali (buyback) tanpa harus melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di sisi lain, pemerintah pun melakukan suspensi perdagangan sementara Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga dua hari untuk mencegah penurunan saham-saham di bursa lebih anjlok lagi.

"Yang penting kita lakukan pengawasan, lihat penyebabnya apa dan kemudian langkah-langkah apa yang harus diambil sesuai ketentuan yang sudah ada kalau terjadi kondisi penurunan seperti dulu," tambahnya.

Untuk sementara, Nurhaida menganggap bahwa pelemahan IHSG disebabkan karena pengaruh kondisi eksternal dan tekanan domestik. Kecuali bila penurunan IHSG melebihi 7,5 persen dalam sehari maka pemerintah akan segera melakukan antisipasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pasar modal.

"Kita lihat di pasar itu belum ada sesuatu yang perlu dilakukan, kecuali kalau nanti misalnya terjadi penurunan lagi. Kita lihat lagi sampai batas tertentu. Itu semua SOP-nya sudah ada. Itu sudah ada step-stepnya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com