Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Terjadi Penguatan pada Rupiah

Kompas.com - 28/08/2013, 09:22 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Rabu (28/8/2013). Pelemahan dollar AS atas sejumlah mata uang diharapkan menambah kepercayaan diri rupiah untuk menguat.

Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan pelemahan yang begitu cepat pada perdagangan kemarin dan ditutup di Rp 11.337 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg). Pelemahan juga terjadi pada mata uang Asia lainnya tetapi lagi-lagi rupiah melemah paling dalam, yakni sekitar 4,5 persen.  Begitupun IHSG ditutup turun ke 3.967,84 (3,71 persen).

Sementara itu bursa global kompak ditutup turun. Dow indeks melemah ke 14.776,1 (1,14 persen). Yield obligasi pemerintah AS (Treasury Bond – TB) 10 tahun relatif stabil, ditutup di 2,815 persen.

Tim riset Trust Securities menyatakan, sama halnya dengan kondisi pasar saham, belum adanya sentimen positif membuat laju rupiah masih tetap berada di zona merah. "Pro kontra terkait melemahnya nilai tukar rupiah membuat lajunya variatif disertai dengan aksi lepas posisi," sebutnya.

Padahal laju dollar AS sedang mengalami pelemahan, terutama terhadap yen dan euro terkait rencana pemerintahan AS untuk invasi militer ke Suriah sehingga menambah ketidakpastian selain masalah tappering stimulus The Fed. Rupiah diperkirkan akan berada pada rentang harian Rp 10.778-10.915 per dollar AS.

Sementara menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, tampak hari ini pasar Asia masih akan mengelami tekanan pelemahan mengikuti pelemahan bursa global dan didukung dengan indeks futurenya yang turun. "Sedangkan untuk rupiah ada potensi penguatan ke kisaran antara Rp.11.000-11.200 per dollar AS," kata Lana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com