Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Jepang Jalin Kerja Sama Perdagangan Karbon

Kompas.com - 30/08/2013, 15:27 WIB
FX. Laksana Agung S

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat melaksanakan kerja sama Joint Crediting Mechanism yang merupakan skema perdagangan karbon bilateral. Esensi dari kerja sama ini adalah usaha pembangunan rendah karbon.

Dokumen kesepakatan ditandatangani Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta per 26 Agustus 2013. Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menandatangani secara terpisah di Tokyo per 7 Agustus 2013.

Keterangan pers tentang kerja sama tersebut dilakukan Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshinori Katori.

”Jepang mempunyai teknologi canggih yang dapat memberikan kontribusi dalam mendukung proyek-proyek rendah emisi karbon. Melalui perusahaan swastanya yang memiliki pengalaman dalam implementasi teknologi pengurangan emisi, Jepang dapat memfasilitasi investasi dan kerja sama kepada Indonesia melalui proyek ini,” kata Katori.

Pada kesempatan yang sama, Rizal berharap agar perdagangan dan investasi antara kedua negara meningkat baik volume maupun kualitasnya. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan teknologi yang lebih bersih dan hemat energi.

Guna menindaklanjuti penandatanganan kerja sama, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang akan membentuk Joint Committee. Sedianya akan dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bali pada 1-8 Oktober 2013.

Dari proyek ini, Jepang akan mengklaim sebagian dari usaha pengurangan karbon yang ditimbulkan. Demikian pula dengan Indonesia.

Pemerintah Jepang berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sampai dengan 25 persen  di bawah kondisi tahun 1990 pada tahun 2020. Target ini akan dicapai melalui kegiatan pengurangan emisi di dalam negeri dan di luar negeri.

Proyek di Indonesia ini menjadi salah satunya, sedangkan Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.

Target tersebut diharapkan tercapai pada tahun 2020 dan didasarkan atas perhitungan jika Pemerintah Indonesia tidak melakukan upaya pengurangan emisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

GOTO Catat Rugi Bersih Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024, Susut 78 Persen

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com