Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Klarifikasi Bos Lion Air soal "Delay" dan Hengkangnya Pilot

Kompas.com - 03/09/2013, 16:08 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Direktur Lion Group Rusdi Kirana, Selasa (3/9/2013) sore, mengklarifikasi rumor yang beredar soal hengkangnya sejumlah pilot sehingga menimbulkan kekacauan jadwal perjalanan Lion Air sejak Minggu (1/9/2013).

"Isu pilot itu tidak benar. Ada beberapa pilot, tiga kapten, tidak masuk karena sakit," ungkap Rusdi.

"Staf di Bali itu memang bermasalah. Dari 18 anak airport yang diaudit itu kita rumahkan, yang lain itu entah karena simpati atau apa 15 orang tiba-tiba no show (tidak bekerja)," tambahnya.

Rusdi mengatakan, pihak Lion Air benar-benar kecolongan soal 15 petugas ground handling di Bali yang mendadak tidak bekerja itu. Sementara itu, pihak manajemen tengah sibuk mengurusi 18 petugas pencatat yang dirumahkan. Tiba-tiba 15 orang lagi menyusul tak menampakkan diri pada Minggu pagi.

"Kita harus cek dulu (ada apa sebenarnya). Setelah kita cek yang no show 15 itu, apakah karena simpatikah, ataukah terlibatkah," kata Rusdi.

Kedelapan belas petugas ground handling Lion Air yang positif dirumahkan tersebut adalah yang terkena sanksi manajemen. Mereka diduga terlibat dalam penggelapan uang kelebihan beban bagasi (overweight).

Rusdi menegaskan, keputusan manajemen untuk merumahkan kedelapan belas petugas ground handling itu merupakan upaya "bersih-bersih". Namun, ia mengelak jika dalam hal ini Lion Air lebih memilih mengorbankan penumpang.

"Kita tunjukkan perusahaan care sama good government. Kalau ada permainan dibiarkan tidak pada tempatnya, itu kan akan berguling. Itu startnya dari situ. Akhirnya airlines ambruk," kata Rusdi.

Akibat kejadian di Bali tersebut, penerbangan menuju ke Jakarta dan selanjutnya mengalami keterlambatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com