Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Tuding Ada Pihak yang Embuskan Isu Negatif

Kompas.com - 03/09/2013, 19:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com
 — Manajemen Lion Air menuding ada pihak-pihak yang sengaja mengembuskan isu negatif terkait dengan kejadian penundaan penerbangan pada Minggu-Senin kemarin.

Direktur Umum PT Mentari Lion Airlines (Lion Air) Edward Sirait menyatakan, pihaknya menyesalkan ada pihak yang tak bertanggung jawab di tengah upaya manajemen membenahi diri dengan langkah merumahkan 18 petugas ground handling di Bali.

"Terlalu kejam. Saya tidak mau menduga-duga. Semoga amal ibadahnya diterima," jawab Edward saat dikonfirmasi wartawan terkait sejumlah rumor, di kantornya, Selasa (3/9/2013).

Terkait kabar yang menyebutkan banyak karyawan mundur maupun demo, Edward menampik. Dia menyatakan bahwa petugas ground handling yang di Bali tidak demo. "Kalau demo mereka kasih aspirasi kan," kata Edward.

Pernyataan itu ditegaskan kembali oleh Presiden Direktur Lion Group Rusdi Kirana dalam kesempatan yang sama. Rusdi menjelaskan, sebanyak 18 petugas ground handling yang di Bali memang sudah dirumahkan terkait sanksi manajemen.

Mereka diduga terlibat penggelapan biaya bagasi lebih (overweight). Edward juga mengklarifikasi rumor kedua soal gaji yang terlambat. Ia mengatakan, manajemen sudah membayar gaji karyawan sesuai jadwal pada setiap tanggal 31. "Tidak ada kru mogok karena gaji," ujarnya.

Isu ketiga yang beredar adalah pilot asing yang dibayar dengan menggunakan rupiah, di tengah pelemahan nilai rupiah, dan ingin dibayar kembali dengan dollar AS. Pria yang akrab disapa Edo menegaskan, pilot asing dibayar sesuai kesepakatan kerja di awal.

"Yang kita bayar rupiah adalah allowance, uang akomodasi harian, karena di Indonesia ya kita kasih rupiah, sama dengan pilot lokal. Dollar is dollar. Mau dollar sampai Rp 15.000, kalau di perjanjian pakai dollar, ya kita bayar," jelas Edward.

Sebagai informasi, saat ini, Lion Air memiliki 1.300 pilot, dan dari jumlah itu, 200 di antaranya adalah ekspatriat. Menurut Edward, tidak lebih dari empat orang yang mau teken kontrak dibayar dengan menggunakan rupiah.

Soal selisih gaji antara pilot lokal dan asing, Edward memastikan tidak ada gap terlalu lebar. Seperti pada umumnya maskapai, gaji sekelas kapten antara Rp 50 juta-Rp 100 juta. "Bedanya hanya sekitar Rp 6 juta karena yang asing itu kan butuh apartemen," ujarnya.

Terakhir, Edward mengatakan tidak logis isu yang menyebutkan Lion Air kekurangan kru. Lion Air saat ini mengoperasikan 95 pesawat. Itu sangat bisa dicukupi dengan 1.300 pilot (perbandingan 1 pesawat: 10 pilot).

Rusdi mengatakan wajar saja jika ada persaingan dalam bisnis, apalagi di usia Lion Group yang sudah memasuki tahun keempat belas. "Sekali lagi kita bilang, makin tinggi makin kenceng anginnya. Monyet tinggi monyet naik pohon, makin keliatan pantatnya. Kekurangan kita makin dilihat," kelakar Rusdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com