Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Tahu Tempe Sangsikan Ketiadaan Pasokan

Kompas.com - 05/09/2013, 14:44 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Perajin tahu dan tempe meragukan penjelasan pemerintah tentang ketiadaan pasokan kedelai yang menyebabkan harganya melambung tinggi.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin, di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta, Kamis (5/9/2013). Forum dengar pendapat itu dihadiri Bulog, serta importir diantaranya PT Cargill, dan PT FKS Multi Agro.

"Kedelainya itu ada dan tersedia terus khususnya impor. Tidak ada stok itu enggak mungkin. Tapi harganya gonjang-ganjing," ujar Aip.

Aip merunut sejak 1978 hingga 1998, Bulog mengambil peranan monopoli perdagangan kedelai. Namun, meski dimonopoli Bulog, nyatanya pada 1992-1993 terjadi swasembada kedelai. "Itu jaman keemasan kami," kata Aip.

Perdagangan kedelai mulai tidak stabil pasca-1998, setelah diperbolehkannya importir selain Bulog untuk mmengimpor kedelai dari luar negeri.

Terhitung sudah dua kali harga kedelai mengalami gejolak. Pada 2008 harga kedelai melambung menembus Rp 8.000 per kilogram. Waktu itu, pembuat tahu dan tempe turun ke jalan.

Harga kedelai kembali bergejolak pada 2012. Waktu itu harga kedalai mencapai Rp 8.500 per kilogram. Setelah aksi tersebut, harga kedelai berangsur turun Rp 5.000 per kilogram, namun kembali berfluktuasi di kisaran Rp 6.000 - Rp 7.000 per kilogram.  Kali ini, harga kedelai mencapai Rp 10.000 per kg.

Aip menuturkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan mengatakan pengrajin bisa membeli kedelai dari importir dengan harga Rp 7.700 per kilogram.

"Harusnya kami beli dari importir harga kedelainya segitu. Tapi kami beli Rp 9.000 sampai Rp 10.000. Jadi sekarang kami ingin dengar kebijakan pemerintah, ada enggak keberpihakan kepada kami," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com