Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Batu Bara Makin Tertekan

Kompas.com - 13/09/2013, 15:18 WIB
Evy Rachmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar batubara tertekan, seiring dengan membanjirnya pasokan komoditas tambang itu  di pasar internasional karena peningkatan volume ekspor batubara dari negara-negara lain di dunia.

Apalagi China yang selama ini menjadi konsumen utama batubara dunia akan mengurangi impor batubara. Demikian disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (13/9), di Jakarta.

Sebagaimana diberitakan, Dewan Negara (Kabinet) China, Kamis (12/9) mengumumkan China mencanangkan pengurangan konsumsi batubara ke bawah level 65 persen dari total kebutuhan energi primer pada 2017.

Ini bagian merupakan dari penyesuaian struktur penggunaan energi dan peningkatan konsumsi energi ramah lingkungan. Keputusan ini diambil seiring dengan meningkatnya keluhan warga China yang bertahun-tahun didera polusi udara tingkat berat.

Selama ini, lebih dari 70 persen pemenuhan kebutuhan energi primer negara itu menggunakan batu bara. Susilo menjelaskan, keputusan Pemerintah China untuk mengurangi konsumsi batubara itu jelas akan berdampak pada penurunan volume ekspor batubara Indonesia.

Selama ini China merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama batubara dari Indonesia. Kemampuan China dalam mengimpor batubara sekitar 170 juta ton. “Pengusaha harus segera mencari pasar lain di luar China,” ujarnya.

Ketua Komite Komersial Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Pandu Sjahrir memaparkan, saat ini, situasi industri pertambangan batubara kritis akibat tekanan harga jual komoditas yang merosot tajam sejak tahun 2012 dan naiknya biaya produksi secara signifikan.

Harga acuan batubara global Newcastle turun dari 132 dollar AS per ton pada Januari 2011 menjadi 77 dollar AS per ton pada Agustus 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com