Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB : BI Masih Punya Ruang Naikkan BI Rate Lagi

Kompas.com - 17/09/2013, 17:26 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Asia Development Bank (ADB) Edimon Ginting menyatakan Bank Indonesia (BI) masih memiliki satu ruang lagi untuk menaikkan suku bunga acuan BI (BI rate) hingga akhir tahun.

Hal ini akan memperbaiki kondisi defisit neraca transaksi berjalan yang masih terjadi. "Maksimal bisa menaikkan lagi 25 bps hingga akhir tahun," kata Edimon saat ditemui di Kementerian Perekonomian Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Ia menambahkan, ADB menyambut baik kebijakan BI soal kenaikan BI rate menjadi 7,25 persen di bulan ini. Hal tersebut hanya sebagai upaya untuk stabilisasi pasar.

Edimon berpendapat, dengan kondisi pasar yang nantinya terus stabil, maka BI nanti juga tidak akan menaikkan kembali suku bunga acuannya. Di sisi lain, kebijakan menaikkan BI rate ini juga tidak akan bisa menekan angka inflasi yang saat ini masih tinggi.

"Kini pasar kan sudah calm, itu yang penting. Yang penting lagi, BI itu lebih fokus ke stabilisasi pasar. Kalau itu sudah tercapai, saya pikir BI sudah tidak perlu menaikkan suku bunganya," jelasnya.

Edimon juga berpendapat bahwa kenaikan BI rate ini untuk menarik investor asing masuk ke domestik. BI sebenarnya ingin menunjukkan bahwa portofolio investasi di Indonesia bisa memberikan imbal hasil (yield) yang lebih menarik dibanding pasar lainnya.

"Dengan kondisi itu, saya berpikir tidak perlu lagi terlalu banyak kenaikan," jelasnya.

Sekadar catatan, dalam 4 bulan terakhir ini BI sudah menaikkan BI rate sebesar 150 bps menjadi 7,25 persen. BI berpikir bahwa kenaikan BI rate akan menstabilkan pasar, khususnya bisa menguatkan rupiah yang saat ini terperosok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com