Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mobil Murah, Hatta: Jangan Adu Jokowi dengan Menperin

Kompas.com - 17/09/2013, 20:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kritikan yang dilayangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi terhadap kebijakan pemerintah soal mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) mendapat respons positif dari Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

"Masukan dari Pak Jokowi itu kami dengarkan. Tentu ada sisi baiknya. Sebab, sebagai gubernur, dia capek mengurus Jakarta yang macetnya luar biasa seperti sekarang ini," tutur Hatta di Kompleks Istana Negara, Selasa (17/9/2013).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai semua alasan Jokowi untuk menolak keberadaan LCGC memang benar. Karena itu, pemerintah pusat juga menerima masukan dari Jokowi dan mencari pemecahannya.

Kendati mendukung Jokowi, Hatta tidak juga menyalahkan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Pasalnya, sebagai Menperin, Hidayat juga berpikir bahwa mobil tersebut tidak hanya dipasarkan di Jakarta, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia.

"Dia (Hidayat) itu berpikir orang Papua atau orang dari Kalimantan yang ingin memiliki mobil. Sebab, di daerah jalannya ada, tapi mobil yang lewat cuma satu dua saja," terang Hatta.

Karena itu, ia meminta agar publik dan media tidak mempertentangkan antara Hidayat dan Jokowi terkait mobil murah ini. Tetapi, sebaiknya melihat porsi atau kepentingan masing-masing pejabat. Seperti diketahui, Jokowi menolak keberadaan mobil murah karena bisa membuat Jakarta macet.

Sebaliknya, Menperin menilai penolakan Jokowi itu tidak berdasar karena mobil murah tidak hanya dijual di Jakarta. Apalagi, kemacetan di Jakarta justru disebabkan oleh ketidakdisiplinan pengguna jalan dan seringnya terjadi transaksi atau tawar-menawar di tengah jalan. (Noverius Laoli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com