Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Naik, Mustika Ratu Yakin Penjualan Jamu Capai Rp 500 Miliar

Kompas.com - 29/09/2013, 13:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Di tengah penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok, seperti bahan bakar, bahan pangan, dan listrik, produsen jamu dan kosmetik, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT)  tidak terlalu yakin dapat mencapai target penjualan jamu 2013, sebesar sekitar Rp 600 miliar.

Kendati demikian mereka yakin masih bisa mencapai setidaknya Rp 500 miliar. Pasalnya penjualan jamu pada Q II-2013 sudah menunjukkan angka yang cukup signifikan.

“Target kita tahun ini Rp 600 miliar. Tapi agaknya berat, karena daya beli masyarakat turun. Bertubi-tubi , udah kena BBM, listrik naik, Juli anak sekolah, ramadhan, lebaran, bahan pangan naik. Masa mau enggak makan gara-gara industri yang tidak primer. Tapi Q II-2013 sekitar Rp 200 miliar, perkiraan kita penjualan 2013 bisa Rp 500 miliar,” kata GM Corporate Planning and Communication Mustika Ratu, Dwi Putri Yanti, ditemui di sela-sela September “Horti” Ceria, di lapangan Monas, Jakarta, Minggu (29/9/2013).

Meskipun ada penurunan daya beli domestik, Dwi berharap penjualan tahun ini mengalami kenaikan 15 persen seperti tahun lalu. Pada 2012, pertumbuhan penjualan jamu di kisaran 15 persen, dari Rp 400 miliar pada 2011, menjadi Rp 460 miliar pada 2012.

Dwi mengatakan, perusahaan belum akan menambah volume produksi untuk mencapai target penjualan, hanya menaikkan harga. Saat ini PT Mustika Ratu Tbk memproduksi sekitar 55 juta unit jamu. Sudah ada kenaikan dibanding 2011, yang hanya memproduksi 47 juta unit jamu.

“Harganya saja yang naik, tapi itu untuk menutup kenaikan biaya produksi. Karena bahan bakar naik, harga bahan baku juga naik. Harga kemasan plastik juga naik 20 persen,” ujarnya.

Secara keseluruhan, total biaya produksi jamu di PT Mustika Ratu Tbk ditaksir mengalami kenaikan 20-30 persen. Itu pun, kata Dwi belum ditambah kenaikan upah minimum provinsi, lantaran pabriknya yang berlokasi di Jakarta Timur juga terkena imbas kenaikan upah buruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com