Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Ketergantungan Impor BBM

Kompas.com - 30/09/2013, 11:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia saat ini memang menjadi salah satu negara dengan impor bahan bakar minyak (BBM) yang besar. Namun untuk menjaga kestabilan neraca keuangan negara, ketergantungan impor BBM tersebut secara perlahan harus dikurangi.

Vice President Human Resources Communications and General Services Total E&P Indonesia Arividya Noviyanto mengatakan, Indonesia dengan kestabilan politik dan perekonomiannya harus memanfaatkan peluang tersebut untuk bisa menarik investasi asing agar mau berkontribusi meningkatkan cadangan minyak nasional.

"Agar produksi minyak nasional terjaga, Indonesia perlu menarik investasi (asing). Indonesia saat ini masih dipandang sebagai negara yang stabil situasi politik dan ekonominya. Jadi jangan tergantung impor," kata Arividya saat Workshop Meliput Industri Hulu Migas di MM UGM Yogyakarta, Minggu (29/9/2013).

Ia menambahkan, banyak lokasi di Indonesia yang memiliki cadangan minyak cukup besar. Namun karena tidak ada sumber daya dan teknologi maka eksplorasi cadangan minyak tersebut terhambat.

Ia mengharapkan berharap ada kebijakan yang jelas dari sisi pemerintah terkait investasi asing di dalam negeri termasuk kontribusi keterlibatan asing dalam peningkatan cadangan minyak nasional.

Selain itu, pemerintah juga bisa memangkas birokrasi perizinan agar asing ataupun nasional bisa berinvestasi secara mudah dan cepat di Indonesia. Jika perlu, pemerintah bisa memberi insentif agar pengusaha untung dan produksi minyak nasional terselamatkan.

Di sisi lain, pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk menjaga birokrasi perizinan ataupun mempermudah pemberian insentif bisnis bila diperlukan.

"Memang itu tidak mudah bagi pemerintah. Pelaksanaannya juga sangat sulit. Namun fiskal policy juga harus mendukung. Kita juga bisa diajak Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR karena kami juga sangat mendukung. Kami juga bisa menjadi partner bagi pemerintah. Otomatis nanti penerimaan negara juga meningkat," tambahnya.

Selama ini, konsumsi BBM dalam negeri terus meningkat. Di tahun ini saja kuota BBM bersubsidi ditargetkan mencapai 48 juta KL dan di tahun depan akan mencapai 50 juta KL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com