Ia memperkirakan, jika deflasi yang terjadi pada bulan September ini dibarengi dengan insentif pemerintah yang berorientasi ekspor maka, inflasi sampai akhir tahun tak akan menyentuh 9 persen.
"BI kan awalnya 7,2 persen, tapi jadi 9,8 persen. Tadi (BPS rilis) deflasi 0,35 persen. Kemungkinan forecast 8,7-9 persen. Sangat tergantung bulan Desember. Diharapkan, tidak ada lagi shock yang akan membuat inflasi jadi naik," kata dia di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Sebagai informasi, selain merilis bahwa September 2013 ini terjadi deflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) pagi ini juga melansir neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus tipis 132,4 juta dollar AS.
Kepala BPS Suryamin, mengatakan, surplus tersebut diperoleh dari neraca perdagangan ekspor yang mencapai 13,16 miliar dollar AS dan impor yang mencapai 13,03 miliar dollar AS.
Menurut Anton, pemerintah harus menghemat stimulus. Kalaupun perlu memberikan insentif, seharusnya prioritas pada sektor yang meningkatkan kinerja ekspor. "Pajak barang mewah juga ditingkatkan. Kategori barang mewah termasuk rumah atau apartemen tentunya," ucap Anton.
Dengan kondisi demikian, Anton memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dibawah 6 persen. "Sekitar 5,6-5,8 persen pada 2013 dan 5,8-5,9 persen pada 2014," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.