Ditemui di sela-sela rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Jakarta pekan ini, Suswono mengatakan, pemerintah akan tetap memperjuangkan CPO agar diterima dunia, dengan cara melawan kampanye hitam atas CPO.
"Ya, jelas sawit terus akan menjadi andalan. Kita lihat banyak negara tersaingi dengan efisiensi sawit. Sehingga mereka berupaya dengan cara apapun untuk mendiskreditkan sawit ini. Tapi kita akan terus counter," ujar Suswono.
Lebih lanjut dia mengatakan, negara importir CPO Indonesia memberikan support agar permasalahan ini bisa segera rampung. Oleh karena itu, ia pun tetap optimis CPO tetap menjadi andalan ekspor Indonesia.
"Jadi bukan gagal, ditolak. Proposal ini diterima tetapi tidak dibahas sekarang. Pertemuan yang akan datang akan menjadi masukan dan akan dibahas," imbuhnya.
Sebagai informasi, Indonesia tercatat dua kali gagal memperjuangkan masuknya CPO dalam EG List. Kegagalan pertama terjadi saat KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia. Pada saat itu, CPO Indonesia dinilai belum memenuhi ambang batas maksimum pengurangan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu kegagalan kedua terjadi saat KTT APEC 2013 pada 1–8 Oktober 2013, di Nusa Dua, Bali. Forum CSOM belum bisa menyepakati masuknya CPO dalam 54 EG List. Kali ini alasan penolakannya karena waktu dan proses.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.