Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Melindungi Pendapatan Keluarga

Kompas.com - 24/10/2013, 14:12 WIB
advertorial

Penulis

Kita bekerja keras untuk mencari uang dan mengumpulkan aset demi meraih kebahagiaan bersama orang-orang yang kita sayangi dan cintai. Pendapatan yang kita hasilkan akan membentuk gaya hidup  yang kita anut dalam keluarga. Pendapatan juga menentukan keputusan kita mengenai pendidikan anak, berlibur, investasi, perencanaan hari tua, atau kegiatan sosial. Tentunya akan sangat membahagiakan jika kita senantiasa mempunyai kesehatan yang prima serta pendapatan yang tetap.

Namun, dalam hidup ini juga ada yang namanya ketidakpastian.Pendapatan kita dapat berkuran gatau hilang karena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kondisi fisik dan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk bekerja lagi. Jika pendapatan kita berkurang atau hilang, solusinya adalah meningkatkan kinerja atau mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik. Jika kita jatuh sakit, cukupkah jumlah tabungan dan aset Anda untuk membiayai pengobatan dirumah sakit, apalagi jika Anda divonis dokter menderita penyakit kritis seperti kanker, diabetes, atau jantung?

 Hal-hal tersebutakan mengurangi jumlah uang dana set Anda dan menganggu pendapatan Anda. Jika pendapatan Anda terganggu atau bahkan terputus, apakah uang dan aset yang Anda tinggalkan cukup untuk memenuhi kebutuhan anak istri dan mewujudkan impian anak-anak Anda?

Perlindungan Pendapatan Keluarga Sangat Penting

Anda mungkin pernah menyaksikan kehidupan sebuah keluarga yang berubah secara drastis, terutama ketika tulang punggung keluarganya tidak bias bekerja lagi karena sakit kritis atau mengalami cacat tetap total. Karenaitulah, perlindungan pendapatan tulang punggung keluarga menjadi sangat penting dalam menunjang kesejahteraan keluarga.

Dalam menyaipkan perlindungan pendapatan keluarga, kita harus memperhitungkan segala risiko yang mungkin terjadi.Sebab terjadinya risiko dapat mengacaukan cita-cita yang sudah direncanakan. Asuransi jiwa dapat melindungi pendapatan yang hilang atau jauh berkurang karena sakit atau kecelakaan. Sekarang, sudah banyak perusahaan asuransi yang memberikan perlindungan terhadap pendapatan karena sakit kritis. Jadi, jika seseorang terserang sakit kritis, perusahaan asuransi akan memberikan santunan khusus sampai usia tertentu, sesuai dengan yang diperjanjikan. Dengan adanya perlindungan asuransi ini, aliran pendapatan buat keluarga akan tetap ada, sehingga keluarga tetap bias melanjutkan kehidupannya sesuai gaya hidup dan cita-cita sebelumnya.

Lalu, bagaimanakah cara menghitung perlindungan pendapatan keluarga? Berikut adalah formulanya:

Biaya hidup per bulan x 12

Asumsi suku bunga deposito per tahun

Misalkan keluarga Andri mempunyai pengeluaran per bulan senilai Rp 10 juta dan suku bunga deposito 6% per tahun. Jadi perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rp 10.000.000 x 12 = Rp 2.000.000.000

              6%

Jadi, sebagai tulang punggung keluarganya, Andri diharapkan mempunyai asuransi jiwa dengan uang pertanggungan senilai Rp 2 miliar untuk melindungi kesejahteraan keluarganya.

Lalu, kapan saat yang tepat untuk melakukan perlindungan pendapatan keluarga? Semakin dini memulainya, tentunya akan semakin baik. Terutama pada usia yang masih produktif. Dengan demikian, Anda dan keluarga dapat meraih kesejahteraan melalui kemapanan finansial. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com