Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah di Ambang 10.000 Lagi

Kompas.com - 26/10/2013, 22:29 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Perlahan, kurs rupiah mulai menguat dan kembali memasuki level 10.000-an. Sejumlah bank juga mulai membeli dollar AS di kisaran Rp 10.800-an. Sebagai contoh, kemarin Bank Mandiri mematok kurs beli dollar AS di level Rp 10.850-Rp 10.903.

Secara umum, penguatan rupiah juga tecermin pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) yang menguat 1,12 persen ke Rp 11.142 per dollar AS. Pun begitu di pasar spot, rupiah menguat 1,21 persen  ke Rp 11.015 per dollar AS bahkan sempat di level Rp 10.800 per dollar AS.

Kalau dihitung dari level tertinggi rupiah di Rp 11.649 per dollar AS pada 5 September 2013, rupiah sudah menguat 5,44 persen. Tapi sejak awal tahun, rupiah masih tercatat melemah 12,48 persen .

Pengamat pasar uang, Farial Anwar memperkirakan, sampai akhir tahun nanti, rupiah bisa menguat ke kisaran 10.800-11.200, terpicu membaiknya ekonomi dalam negeri. "Asing sudah melirik pasar keuangan kita, itu positif bagi rupiah," katanya.

Saat bersamaan, dollar AS memang dalam tren melemah terhadap nyaris semua mata uang. Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri, menilai, upaya BI dan pemerintah, seperti kenaikan suku bunga dan fasilitas simpanan BI serta perjanjian bilateral swap, mulai membawa hasil.

Albertus Christian, analis Monex Investindo mengatakan, pelemahan rupiah selama ini dipicu spekulasi pengurangan stimulus di AS sehingga terjadi capital outflow. Faktor dari dalam negeri seperti meningkatnya inflasi, jurang defisit neraca perdagangan yang melebar, pengurangan subsidi bahan bakar juga menekan rupiah.

Kini, beberapa kekhawatiran itu sudah hilang. Sebut saja inflasi mulai terkendali dan posisi neraca perdagangan mulai surplus. Alhasil, rupiah pun bangkit.

Namun ke depan, bayang-bayang tahun pemilihan umum menghantui rupiah. Apalagi, menurut Albertus, pasar belum melihat calon presiden yang sesuai harapan, termasuk visi ekonomi sang calon presiden.

Faktor lain yang akan sangat mempengaruhi arah rupiah adalah pengurangan (tapering off) stimulus moneter Amerika Serikat. Memang, saat ini Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) menunda pengurangan stimulus itu hingga Maret 2014.

Tapi, penundaan itu tak lebih seperti bom waktu. Jika AS mengurangi stimulus, rupiah akan kembali terkapar.

Jadi, BI dan pemerintah bak berpacu dengan waktu yang amat sempit untuk menyiapkan regulasi untuk mengantisipasi itu semua. Dus, segeralah memanfaatkan momentum penguatan ini untuk bersiaga, bukan berleha-leha. (Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com