Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Diduga Terlibat Kasus Diebold

Kompas.com - 28/10/2013, 14:03 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Skandal penyuapan oleh perusahaan penyedia ATM Diebold Inc yang melibatkan bank BUMN mulai terkuak. Salah satu dari tiga bank di Indonesia yang diduga menerima gratifikasi dari Diebold adalah Bank Mandiri.

Deputi Kementerian BUMN Gatot Trihargo, mengatakan, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin telah melaporkan bahwa Bank Mandiri memang mengirimkan dua pegawai setingkat manajer dan team leader untuk melihat proses produksi dan mempelajari produk ATM bikinan Diebold dari sisi teknis. "Pegawai yang dikirim tidak terkait dengan pengadaan," ujar Gatot.

Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menegaskan, penerima gratifikasi bukan berasal dari jajaran direksi. "Mereka hanya pegawai teknisi untuk urusan ATM,” kata Dahlan.

Dahlan menceritakan, apa yang dilakukan Bank Mandiri sebenarnya lazim dilakukan oleh perusahaan yang mencoba menggunakan teknologi baru. Biasanya, perusahaan akan mengirim pegawai untuk mempelajari teknologi ke tempat tempat yang sudah menggunakan teknologi baru itu.

Maka, dikirimlah pegawai Bank Mandiri ke Eropa. Di sana, pegawai tersebut diajak jalan-jalan dengan biaya dari Diebold. "Di Amerika atau Eropa, ini sudah masuk kategori suap,” jelas Dahlan.

Dahlan menengarai, pegawai Bank Mandiri tersebut bisa jadi tidak menyadari perbuatannya sudah masuk kategori suap. Karena itu, Dahlan menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen Bank Mandiri mengenai sanksi untuk pegawai tersebut. "Mungkin mutasi,” kata Dahlan. Sayang, manajemen Bank Mandiri tak menanggapi telepon ataupun pesan singkat KONTAN.

BPD terlibat?

Dahlan memastikan Bank BNI dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tak terlibat dalam kasus gratifikasi Diebold. Saat ini, Kementerian BUMN masih menunggu laporan audit internal dari Bank Tabungan Negara (BTN). Gatot mengatakan, Direktur Utama BTN, Maryono, tengah meneliti kasus tersebut. Maklum, BTN juga membeli ATM bikinan Diebold. "Barangkali kasusnya sama dengan Mandiri," ujar Gatot.

Yang menarik, Dahlan mengatakan kasus penyuapan oleh Diebold juga melibatkan bank pembangunan daerah (BPD).

Menurut Gatot, bank milik Pemerintah Indonesia yang dimaksud regulator bursa Amerika Serikat (AS) Securities and Excange Commision (SEC) juga termasuk BPD. Sayang, baik Dahlan maupun Gatot enggan menyebut nama BPD yang terlibat. "Saya tidak bisa sebutkan karena di luar kewenangan saya," kata Dahlan lebih lanjut.

Sumber KONTAN membisikkan, bank daerah yang terlibat kasus Diebold adalah Bank DKI. Namun, Direktur Operasional Bank DKI, Martono Soeprapto, membantah keras tudingan tersebut. Ia mengatakan, Bank DKI tidak pernah menggunakan mesin ATM Diebold, karena sistem yang dipakai tidak cocok.

Bank DKI juga tidak pernah memiliki hubungan dengan Diebold. "Apalagi sampai mengirim orang ke luar negeri untuk mempelajari teknologi mereka,” tegas Martono. (Adhitya Himawan, Herry Prasetyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com