Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Membuka Diri bagi Asing

Kompas.com - 30/10/2013, 08:10 WIB


BEIJING, KOMPAS.com -
Pemerintah China semakin serius membuka diri bagi investor asing. Kabar terbaru, China akan mematangkan rencana terkait perubahan aturan kepemilikan lahan di wilayahnya. Yu Zhengsheng, anggota Partai Komunis mengatakan, pihaknya akan membahas aturan kepemilikan lahan pada pertemuan bulan depan.

Partai penguasa pemerintahan ini disebut-sebut akan menyodorkan kebijakan reformasi ekonomi yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Mengutip kantor berita Xinhua, Pusat Pengembangan Penelitian China (DRC) bahkan telah mengajukan beberapa pasal tentang kepemilikan investor asing. Asal tahu saja, DRC bekerja di bawah kendali kabinet.

Zhang Zhiwei, Kepala Ekonom Nomura di Hong Kong mengatakan, salah satu poin penting adalah usulan DRC adalah membolehkan petani menggunakan tanah sebagai agunan atau menjual ke pihak lain. "Usulan ini sangat kontroversial. Keputusan akhir partai mungkin belum akan mendorong perubahan agresif," tulis Zhiwei dalam risetnya.

Aturan saat ini, petani berhak menggunakan tanah secara bebas dan klektif. Namun, tidak bisa menjual kepada pihak ketiga. Selain kepemilikan tanah, pasar menunggu perkembangan beberapa aturan lain. Mengutip proposal DRC kepada Partai Komunis, majalah China Reform menyebut ada beberapa aturan yang menjadi fokus.

Diantaranya, mengurangi tahapan administratif, membubarkan praktik monopoli, dan memangkas hambatan asing untuk memasuki industri keuangan.

Pasar langsung menyambut hangat rencana pemerintah ini. Credit Suisse Group AG mengatakan, proposal kebijakan DRC terbilang ambisius dan melampaui harapan pasar. "Namun, keberhasilan pemerintah mereformasi ekonomi bergantung pada rumusan kebijakan dan eksekusi," ujar Dong Tao, Ekonom Credit Suisse di Hong Kong, mengutip Bloomberg.

Sementara, Nomura Holdings Inc menilai, langkah pemerintah dalam mereformasi ekonomi, khususnya mengundang investor asing, masih belum signifikan. Menurut hasil survei Bloomberg terhadap sejumlah analis, pemerintah China bakal melakukan gebrakan besar terkait aturan reformasi ekonomi pada pertemuan bulan depan.

Pertemuan yang populer disebut "plenum" ini merupakan pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah petinggi Partai Komunis. Misalnya, Xi jinping, Presiden China. Ada juga sejumlah menteri dan petinggi perbankan dan badan usaha milik pemerintah. Partai Komunis mengendalikan pemerintahan sejak pemilu akhir 2012.

Reformasi ekonomi menjadi kebijakan yang ditempuh pemerintah negara itu untuk menopang pertumbuhan ekonomi China. Sebab, ekonomi China tengah melambat. Hingga akhir tahun, China berambisi meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com