Lembaga dari Jerman itu menyatakan, Malaysia dan Indonesia memiliki pasar asuransi mikro dengan prospek paling cerah dengan laju. Adapun pertumbuhan di dua negara ini masing-masing sebesar 185 persen dan 100 persen pada periode yang sama.
"Meskipun prestasi ini membanggakan, namun saat ini sektor asuransi mikro masih kurang dari 5 persen dari keseluruhan penduduk yang tinggal di Asia dan Oseania. Mengelola risiko asuransi mikro ini tidak akan bisa lepas dari rantai kemiskinan” ucap Craig Churchill, Ketua Microinsurance Network dalam siaran pers, Jumat (8/11/2013).
Menurutnya, mengelola akses asuransi bagi penduduk berpenghasilan rendah menjadi penting untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan.
Saat ini, produk layanan asuransi mikro di Asia-Oceania mencakup asuransi jiwa sebanyak 83 juta nasabah, disusul oleh asuransi kecelakaan 77 juta nasabah, kesehatan sebanyak 27 juta, pertanian mencapai 26 juta, dan properti 7 juta.
Guna mendorong tumbuhnya asuransi mikro, pemerintah diminta untuk lebih berperan guna membantu memperbesar jangkauan, terutama di bidang pertanian dan kesehatan.
"Sangatlah penting untuk prinsip asuransi dikembangkan secara bersama-sama, dengan menyertakan industri asuransi, regulator atau pemerintah, dan perwakilan klien sekaligus para donatur," ujar Dirk Reinhard, dari Munich Re Foundation.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.