Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Isu Pertanian di WTO Penting, tetapi...

Kompas.com - 12/11/2013, 11:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution menilai, pertanian dalam Paket Bali merupakan isu yang teramat penting. Namun, ia menilai lebih penting lagi bagi pemerintah untuk memperbaiki dinamika internal pertanian.

Sebagaimana diketahui, isu pertanian yang ada dalam Paket Bali itu bakal dirundingkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi World Trade Organization (KTT WTO) ke-9 pada Desember mendatang bersama isu trade facilitation dan isu negara-negara sangat terbelakang (LDCs).

"Apa pun juga, petanian terlalu penting terus terang saja. Kita mengalami dinamika di mana ada kecenderungan defisit kita makin lama makin banyak," ujar Darmin dalam pengantar diskusi panel bertajuk "Peran dan Kepentingan Indonesia dalam WTO", di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Di hadapan pejabat Kementerian Perdagangan, mantan Gubernur Bank Indonesia itu bercerita, Indonesia pernah menjadi eksportir sapi pada 1970-an. Begitu juga dengan gula, yang mana Indonesia menjadi negara eksportir terbesar kedua di dunia. Sayangnya, tak bertahan lama kinerja ekpor komoditas pertanian mampu mengakumulasi pertumbuhan ekonomi, Indonesia kian menjadi negara importir, nett importir.

Bahkan, lanjut Darmin, untuk memenuhi kebutuhan garam pun Indonesia juga bergantung terhadap impor. "Tentu ini (pertanian) penting di WTO. Tapi di luar itu, sebetulnya bagaimana kita menjawab dinamika yang kita ciptakan sendiri. Jangan gara-gara dinamika itu, pertumbuhannya yang disalahkan," kata Darmin.

"Jadi kalau enggak pandai menari, jangan lantainya yang disalahkan," tambah Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com