Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 15/11/2013, 16:01 WIB
|
EditorTri Wahono

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia serius membuktikan bahwa produk kelapa sawit dan turunannya minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ramah lingkungan, melindungi human right, dan produksinya tidak termasuk child abuse.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menargetkan tahun 2014 seluruh pelaku industri CPO sudah harus mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Meski diakui Bayu, sertifikasi tersebut baru melihat dari sudut proses produksinya.

"Pemerintah RI berpikir untuk terapkan untuk menerapkan sama seperti SVLK, yakni tidak legal tidak boleh ekspor," kata Bayu di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11/2013).

Bayu mengklaim sebagian sistem ISPO sudah mengacu pada sistem yang ada pada sertifikasi di Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Dan beberapa yang lainnya belum sesuai standar RSPO.

"Tinggal sekarang kita apakah sudah waktunya menerapkan aturan yang tidak sustainable tidak boleh ekspor? Itu saya lontarkan sebagai sebuah bahan untuk dibahas di RSPO," pungkas Bayu.

Sebagaimana diketahui CPO menjadi komoditas unggulan subsektor perkebunan, di samping karet, coklat, dan kopi. Tiga pasar CPO terbesar yakni India, China, dan Uni Eropa dengan Belanda sebagai konsumen terbesar di UE.

Sepanjang 2012, produksi CPO Indonesia mencapai lebih dari 25 juta ton dan diprediksi mengalami peningkatan 4 juta ton tahun ini.

Menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), dalam periode Januari-Agustus 2013 tercatat ekspor CPO sebanyak 13,69 juta ton, atau mengalami kenaikan 18,6 persen dibanding periode sama 2012 yang sebesar 11,54 juta ton.

Sayangnya, lika-liku CPO sebagai salah satu tulang punggung ekspor Indonesia bukan tanpa hambatan. Uni Eropa yang memiliki banyak produsen grape seed, dan bunga matahari terus berupaya membatasi perdagangan CPO Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+