Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komentar Dirut Garuda jika Harus Merger dengan Merpati

Kompas.com - 18/11/2013, 18:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk menggabungkan PT Merpati Nusantara Airlines dengan PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA), mendapat tanggapan dari CEO Garuda, Emirsyah Satar.

Menurutnya, sebagai BUMN, Garuda Indonesia selalu melihat kesempatan yang ditawarkan dari sudut bisnis. “Kita harus buat keputusan yang terbaik bagi perusahaan,” kata Emir ditemui di sela-sela CHRO Forum di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Emir juga mengatakan pihaknya juga tidak tertutup jika ada kesempatan yang terbaik bagi perusahaan. Namun, ia tak mau berandai-andai jika Merpati bisa bergabung dengan Garuda Indonesia.

Saat ini, ia menyerahkan nasib Merpati kepada Kementerian BUMN, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Emir menegaskan, jika Merpati betul-betul diserahkan ke Garuda Indonesia, barulah dia berkenan menjelaskan rencana bisnisnya ke publik. “Saya enggak bisa komentar dulu (sekarang) karena belum apa-apa,” pungkasnya.

Sebelumnya, Dahlan Iskan menyampaikan, jika restrukturisasi PT Merpati Nusantara Airlines gagal, maskapai tersebut akan digabung dengan Garuda Indonesia. Langkah itu ditempuh jika setelah sebagian utang Merpati dikonversi jadi saham, tak ada satu pun investor yang tertarik menanamkan modal di maskapai pelat merah itu.

“Misalnya tidak dapat partner, tapi bukunya sudah bersih, digabungkan ke Garuda pun masih oke, dan tidak membebani Garuda karena utangnya sudah dibersihkan,” kata Dahlan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampingi Jokowi, Sri Mulyani Serahkan DIPA dan TKD APBN 2024 secara Digital

Dampingi Jokowi, Sri Mulyani Serahkan DIPA dan TKD APBN 2024 secara Digital

Whats New
Komitmen Dukung Literasi, Elnusa Petrofin Berpartisipasi dalam Workshop dan Pelatihan Jurnalistik

Komitmen Dukung Literasi, Elnusa Petrofin Berpartisipasi dalam Workshop dan Pelatihan Jurnalistik

Whats New
KAI Siapkan 6,11 Juta Kursi Selama Nataru, Ini 10 KA Terfavorit

KAI Siapkan 6,11 Juta Kursi Selama Nataru, Ini 10 KA Terfavorit

Whats New
Sensus Pertanian 2023: Jumlah Usaha Petani Turun 7,42 Persen

Sensus Pertanian 2023: Jumlah Usaha Petani Turun 7,42 Persen

Whats New
Cetak Rekor Baru, Harga Emas Diprediksi Terus Merangkak Naik

Cetak Rekor Baru, Harga Emas Diprediksi Terus Merangkak Naik

Whats New
PT GNI Hadirkan Bantuan Mobil Ambulans untuk Utamakan Keselamatan Pekerja dan Warga di Lingkar Industri

PT GNI Hadirkan Bantuan Mobil Ambulans untuk Utamakan Keselamatan Pekerja dan Warga di Lingkar Industri

Whats New
Dukung Daya Saing Industri Baja, PGN Area Tangerang Suplai Gas ke PT Aneka Baja Perkasa Industri

Dukung Daya Saing Industri Baja, PGN Area Tangerang Suplai Gas ke PT Aneka Baja Perkasa Industri

Whats New
Mengakar Kuat ke Dalam, Menjulang Tinggi ke Luar

Mengakar Kuat ke Dalam, Menjulang Tinggi ke Luar

Whats New
Sensus Pertanian 2023, BPS: Mayoritas Usia Petani di Atas 55 Tahun

Sensus Pertanian 2023, BPS: Mayoritas Usia Petani di Atas 55 Tahun

Whats New
Jumlah Perempuan yang Jadi Investor Kripto Dinilai Harus Meningkat

Jumlah Perempuan yang Jadi Investor Kripto Dinilai Harus Meningkat

Earn Smart
OJK 'Pede' Penyaluran Kredit Bank Tumbuh di Atas 10 Persen Tahun Ini

OJK "Pede" Penyaluran Kredit Bank Tumbuh di Atas 10 Persen Tahun Ini

Whats New
Kemendag Tindak Lanjuti Pengaduan Konsumen Konser Coldplay

Kemendag Tindak Lanjuti Pengaduan Konsumen Konser Coldplay

Whats New
Ada Gejolak Global, OJK: Sektor Jasa Keuangan Didukung Modal yang Solid

Ada Gejolak Global, OJK: Sektor Jasa Keuangan Didukung Modal yang Solid

Whats New
India Tutup Keran Ekspor Gula ke Indonesia Bikin Harga Gula Lokal Mahal

India Tutup Keran Ekspor Gula ke Indonesia Bikin Harga Gula Lokal Mahal

Whats New
BEI Sebut Masih Ada 26 Perusahaan yang Antre IPO

BEI Sebut Masih Ada 26 Perusahaan yang Antre IPO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com