Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkutan Tua Sebabkan Biaya Mahal

Kompas.com - 25/11/2013, 07:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Mahalnya biaya logistik Indonesia, yakni sebesar 14 persen dari biaya produksi, membuat daya saing produk Indonesia kalah dengan negara-negara di ASEAN. Jika Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlaku tahun 2015 nanti, bisa dipastikan produk Indonesia akan kalah bersaing.

Menurut Yukki Nugrahawan Hanafi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), salah satu yang membuat mahalnya biaya logistik Indonesia adalah kondisi kendaraan logistik yang sudah tua. ”Angkutan logistik adalah alat produksi, bukan kendaraan pribadi. Namun, pemerintah menempatkan angkutan logistik sebagai kendaraan pribadi. Akibatnya pajak dan kebijakan yang berlaku sangat mahal,” kata Yukki, Minggu (24/11/2013).

Dia menuturkan, dari 18.000 kendaraan logistik yang masuk dan keluar Jakarta, hanya sekitar 20 persen yang usianya di bawah lima tahun. Sisanya, kendaraan logistik seperti truk dan petikemas berusia di atas delapan tahun.

”Sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan fiskal bagi angkutan logistik. Caranya, menetapkan sebagai kendaraan produksi. Begitu juga dengan suku cadang kendaraan produksi tidak perlu dikenakan bea masuk. Dengan demikian bea masuk dan skim kredit yang dikucurkan akan lebih murah, sehingga pengusaha mampu untuk meremajakan truknya,” ujar Yukki.

Yukki mengakui, selama ini permintaan akan truk sangat tinggi. Namun, pemerintah harus melihat tujuan pembelian truk itu, apakah untuk pertambangan, perkebunan, atau untuk peremajaan. Dengan truk yang selalu diremajakan tepat waktu, maka akan mengurangi kemacetan, serta keamanan dan keselamatan di jalan raya terjaga.

Sementara itu dalam Rapat Kerja Nasional Ke-II 23rd AFFA (ASEAN Federation of Forwarders Association) Annual General Meeting yang diselenggarakan pada Jumat dan Sabtu pekan lalu di Jakarta, Ketua Umum ALFI/ ILFA Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa tingginya ongkos logistik di Indonesia karena belum diterapkannya Sistem Logistik Nasional dan rendahnya infrastruktur di Indonesia.

Industri logistik di Indonesia yang diestimasi bernilai Rp 1.426,9 triliun akan terus bertumbuh hingga mencapai 20 persen sehingga menjadikan industri ini sebagai salah satu sektor yang sangat menggiurkan.

Sementara itu Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, untuk meningkatkan jalur logistik di Sumatera, pemerintah sedang merencanakan pembangunan jalur kereta trans Sumatera. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com