Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Catat Penurunan November Terburuk dalam 35 Tahun

Kompas.com - 30/11/2013, 22:09 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -
Harga emas di pasar spot mencatatkan penurunan bulanan November terburuk selama 35 tahun terakhir. Pada Jumat (29/11/2013) malam, harga emas di pasar spot menunjukkan penurunan sekitar 5,5 persen di sepanjang November!

Berdasarkan data yang dirilis World Gold Council, jumlah penurunan besar itu tidak pernah terlihat sejak November 1978 silam. Pada waktu itu, harga emas terpuruk hingga 20 persen.

"Penurunan harga emas tahun ini masih berlangsung. Hal ini disebabkan oleh lonjakan di pasar saham, yang saat ini berada di level tertingginya dalam 6 tahun terakhir. Sebelumnya, ada masa di mana emas mengalami tekanan terburuk. Namun, jumlahnya tidak banyak. Berdasarkan perhitungan kami, jumlahnya hanya dua," papar Adrian Ash, head of research BullionVault dalam hasil risetnya.

Menurut catatan BullionVault, secara historis, bulan November merupakan bulan yang sangat baik bagi emas. Dalam 45 tahun terakhir, rata-rata kenaikan harga emas di bulan November mencapai 1,4 persen.

Kali ini, Ash menilai, penyebab penurunan harga emas adalah terpangkasnya permintaan emas di India karena tingginya pajak impor emas yang ditetapkan pemerintah. Meski demikian, impor bersih emas ke China masih tetap kuat.

Dengan adanya isu pemangkasan stimulus the Fed, banyak analis yang meramal harga emas akan semakin tertekan.

Citi bilang, pada bulan ini, emas akan masuk ke fase dua pasar bearish. Citi juga menurunkan target harga emas tahun ini menjadi 1.111 dollar AS per troy ounce. Sementara, Goldman Sachs memprediksi penurunan yang signifikan terhadap harga emas di 2014, dengan penurunan setidaknya 15 persen. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com