Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awali Bulan, Wall Street Berakhir Merah

Kompas.com - 03/12/2013, 06:58 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -
Saham-saham di Wall Street  berakhir lebih rendah pada Senin (2/12/2013) waktu setempat, (Selasa pagi),  seiring dengan aksi ambil untung dan spekulasi kebijakan moneter ketat.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 77,64 poin atau 0,48 persen pada 16.008,77.

Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 4,91 poin atau 0,27 persen menjadi 1.800,90, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq kehilangan 14,63 poin atau 0,36 persen ke posisi 4.045,26.

Bill Lynch, direktur investasi pada Hinsdale Associates, mengatakan investor mungkin telah meningkatkan ekspektasi mereka tentang kapan The Fed bisa menarik kembali program stimulusnya sehubungan dengan angka kuat aktivitas manufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) pada November.

Ia menambahkan, data penting lainnya akan datang akhir pekan ini.

Indeks pembelian manajer (PMI) ISM untuk November naik menjadi 57,3 dari 56,4 pada bulan sebelumnya, dibandingkan terhadap ekspektasi sedikit penurunan.

"Saya pikir ada kegelisahan pengurangan stimulus muncul lagi karena angka ISM lebih baik dari yang diharapkan," kata Lynch.

Kinerja saham ritel mulai berlari, dengan para analis mencoba untuk menaksir pencetak kenaikan dan pencetak penurunan pasca peluncuran musim belanja liburan penting "Black Friday".

Di antara pencetak kenaikan adalah Gap bertambah 1,5 persen dan Lululemon Athletica naik 2,4 persen. Penurunan dicatat oleh Target yang merosot 1,9 persen, Urban Outfitters jatuh 3,5 persen dan Macy melemah 1,5 persen. Sementara raksasa peritel Wal-Mart naik 0,1 persen.

EBay naik 1,6 persen setelah membukukan penjualan daring (online) yang kuat selama akhir pekan "Black Friday". Topeka Capital Markets mengatakan vendor penjualan secara online itu naik 31 persen melalui tiga hari pertama dari lima hari penting musim belanja, "sebuah arti positif untuk saham".

Pemasok industri dan peralatan 3M, komponen Dow , turun 4,4 persen setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat sahamnya, mengatakan ia memiliki penilaian tinggi dibandingkan dengan rekan-rekannya.

Dow Chemical naik 2,4 persen setelah mengumumkan rencana untuk "mengukir" sebuah segmen besar dari bisnis klorinnya yang bermajin rendah. Bisnis, yang mencatat pendapatan lima miliar dollar AS per tahun, bisa divestasi atau direorganisasi menjadi usaha patungan.

Raksasa otomotif AS General Motors melonjak 1,0 persen karena spekulasi kuat penjualan pada November. Produsen mobil ini akan merilis laporan bulanan mereka pada Selasa waktu setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com