NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street turun pada Selasa (3/12/2013) waktu setempat, (Rabu pagi WIB) untuk hari kedua berturut-turut, karena meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan segera menarik kembali program pembelian obligasinya.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 94,15 poin atau 0,59 persen pada 15.914,62. Indeks berbasis luas S&P 500 melemah 5,75 poin atau 0,32 persen menjadi 1.795,15, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 8,06 poin atau 0,20 persen ke posisi 4.037,20.
Aksi jual muncul karena para investor fokus pada prospek bahwa Fed dapat memangkas program pembelian obligasi 85 miliar dollar AS per bulan, lebih awal dari yang diyakini sebelumnya, mungkin pada pertemuan kebijakan moneternya dalam dua pekan.
Spekulasi itu meningkat menyusul data ekonomi yang kuat pada Senin (2/12/2013), kelangkaan berita ekonomi utama pada Selasa dan menjelang laporan besar tenaga kerja AS pada Jumat (6/12/2013), banyak yang merasa hal itu bisa mempercepat tindakan Fed jika pertumbuhan pekerjaan kuat.
Pasar jatuh karena "lebih banyak ketakutan pengurangan stimulus" ketika data ekonomi meningkat, kata Brent Schutte dari BMO Private Bank.
Komponen Dow, Pfizer, turun 1,9 persen setelah Goldman Sachs menghapusnya dari daftar "conviction buy". Goldman mengatakan melihat kurangnya kenaikan untuk Pfizer sehubungan dengan kenaikan dalam nilainya.
GM melaporkan kenaikan 14 persen dalam penjualan mobil November, namun sahamnya turun 2,5 persen. Produsen mobil saingannya, Ford, membukukan kinerja terbaik sejak November 2004, namun saham turun 2,9 persen.
Raksasa teknologi Apple melonjak 2,7 persen setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan itu mengakuisisi perusahaan analisis media sosial Topsy Labs senilai lebih dari 200 juta dollar AS. Secara terpisah, catatan Jefferies mengutip bukti anekdotal yang menyatakan Apple memiliki sebuah akhir pekan Black Friday "besar".
Perusahaan mobil listrik Tesla Motors melonjak 16,5 persen setelah melaporkan bahwa pemerintah Jerman telah menghentikan penyelidikan keselamatannya. Secara terpisah, Morgan Stanley mengatakan pemula AS itu adalah "top pick" di antara 26 nama dalam sektor otomotif AS.
Jaringan restoran cepat saji Yum Brands kehilangan 2,7 persen setelah melaporkan peningkatan penjualan satu persen di China, tetapi mencatat bahwa peningkatan itu didorong sebagian oleh promosi satu kali di jaringan perusahaan Kentucky Fried Chicken. Perusahaan menjanjikan "kenaikan kembali yang kuat" pada 2014 "setelah tahun ini jelas di bawah harapan kami yang tinggi."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.