"Biaya semakin meningkat signifikan, terutama dari perawatan, karena banyak perawatan itu peralatannya dari impor," ujar Jonan di Jakarta, Kamis malam (5/12/2013).
Jika pelemahan rupiah berlanjut hingga tahun depan, ujar Jonan, KAI hanya berharap ada kenaikan public service obligation (PSO) atau subsidi menjadi sebesar Rp 850 miliar. Namun, jika pemerintah tak menyepakati kenaikan PSO, Jonan menegaskan KAI bakal membebankan kenaikan biaya operasional ke pengguna jasa.
"Jadi, konsekuensinya apa? Ya di tahun depan kalau ini (kurs) berubah terus (naik), ya kita akan menaikkan tarif, mau enggak mau," ungkapnya.
Jonan mengatakan, jika pemerintah tak mengizinkan kenaikan tarif, tetapi tak mau menambah subsidi, hampir bisa dipastikan pelayanan KAI menurun.
"Nah kalau kursnya kembali menguat (rupiahnya) bagaimana? Ya, tarifnya diturunkan. Gampang kan?" katanya.
Asal tahu saja, tahun ini KAI telah menaikkan tarif sejumlah perjalanan dan kelas. Akibatnya, laba korporasi pelat merah itu hingga Oktober (unaudited) sudah menyentuh Rp 387 miliar. Target Rp 460 miliar pun yakin bakal dicapai.
Kontribusi dari penumpang terhadap laba sebesar 55 persen, kargo 40 persen, dan sisanya properti. Jonan mengaku pertumbuhan kontribusi penumpang hanya 1-2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.