Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Perusahaan Jepang Siap Berinvestasi di Indonesia

Kompas.com - 16/12/2013, 14:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyatakan tak kurang dari 15 perusahaan Jepang menyatakan komitmen konkretnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Mahendra menjelaskan, dalam kunjungannya ke Jepang beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan yang sudah berinvestasi di Indonesia.

Mereka memiliki komitmen konkret, baik yang sedang berjalan prosesnya maupun sedang berjalan implementasinya untuk perluasan investasi.

"Dari 15 perusahaan yang beliau temui secara berkelompok, saya mencatat lebih dari sekitar 3,5 miliar dollar AS komitemen investasi yang sudah disetujui oleh BKPM atau yang sedang dalam proses finalisasi persetujuan," kata Mahendra di sela-sela acara Laporan Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia di Gedung BKPM, Senin (16/12/2013).

Mahendra menegaskan komitmen tersebut merupakan investasi yang konkret. Maksudnya bukan rencana jauh ke depan yang belum ada hal-hal yang diposes. Adapun investasi 3,5 miliar dollar AS tersebut untuk kurun waktu 1 hingga 1,5 tahun ke depan.

"Malah saya pikir sampai akhir 2014 karena mereka sudah ada juga yang mulai. Bidangnya itu sekitar 6 perusahaan di bidang terkait otomotif. Bukan hanya produsen otomotif saja, tapi juga produsen komponen dan parts. Bahkan produsen baja untuk industri otomotif. Jadi yang terkait dengan rantai pasok otomotif," papar Mahendra.

Selain di bidang otomotif, terdapat pula tiga perusahaan yang bergerak di bidang migas dan pertambangan umum. Ada pula dua perusahaan yang bergerak di bidang elektronik.

"Lalu sisanya banyak, ada yang di bidang jasa logistik, jasa keuangan, ada juga di food processing. Jadi bervariasi," kata Mahendra.

Kembali ia menjelaskan, bahwa perusahaan yang terlibat dalam komitmen investasi ini bukanlah perusahaan baru yang belum pernah berinvestasi di Indonesia.

"Bukan perusahan baru, tapi investasi baru. Bisa baru dalam arti perluasan, bisa juga baru dalam arti produk baru yang sebelumnya meeka belum invest di Indonesia," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com