Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Bakrie Akhirnya Bercerai dengan Bumi Plc

Kompas.com - 18/12/2013, 09:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti diperkirakan sebelumnya, pengambilan keputusan atas transaksi pemisahan investasi (separation transaction) Grup Bakrie dengan Bumi Plc berjalan mulus. Mayoritas pemegang saham Bumi Plc memberikan suara setuju atas proposal transaksi perceraian yang diajukan Grup Bakrie.

Hal itu terungkap dalam pengumuman hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di situs resmi Bumi Plc, Selasa malam (17/12/2013). Secara spesifik, poin resolusi mengenai penjualan kembali 29,2 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kepada Bakrie disetujui 91,1 persen pemegang saham Bumi Plc.

Hanya 8,9 persen pemegang saham Bumi Plc yang menolak menyetujui dokumen penjualan BUMI kepada Bakrie. "Kami kini menantikan penyelesaian transaksi ini yang diperkirakan terjadi pada akhir Januari mendatang," tulis Nick von Schirnding, Chief Executive Officer Bumi Plc, Selasa (17/12/2013).

Hasil yang bisa disebut kemenangan Grup Bakrie ini sejatinya sudah diperkirakan sebelumnya. Sebab, pada akhir pekan lalu, jajaran direksi Bumi Plc dan Nat Rothschild tiba-tiba membikin perjanjian yang disebut relationship agreement.

Dalam perjanjian yang di luar dugaaan itu, Nat sepakat mengubah sikapnya untuk berbalik mendukung transaksi perceraian Bakrie dari Bumi Plc. Keputusan ini bertolak belakang dengan sikap Nat sebelumnya yang menjadi pihak penentang utama transaksi tersebut.

Nat berkali-kali menyatakan transaksi Bakrie-Bumi Plc, dan belakangan melibatkan juga Samin Tan, sangat merugikan pemegang saham minoritas perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa London itu.

Nat berpandangan transaksi itu bakal tetap melanggengkan kongsi Samin Tan dan Grup Bakrie yang telah membawa Bumi Plc ke titik nadir bisnisnya. Keputusan Nat yang berbalik arah itu tentunya bukan tanpa imbalan. Bumi Plc bakal memberikan izin kepada Nat untuk menominasikan diri sebagai salah satu direktur independen Bumi Plc.

Kompensasi ini diakui Nat sangat penting terutama untuk mengembalikan value pemegang saham minoritas. "Jalan terbaik agar bisa mengambil pengaruh di perusahaan ini adalah dengan menominasikan diri sebagai direktur independen yang melindungi kepentingan pemegang sahan minoritas," terang Nat.

Perjanjian antara Nat dan manajemen pun mendapat persetujuan mayoritas, yakni 91,2 persen pemegang saham Bumi Plc. Nick bilang, hasil RUPSLB yang sesuai harapan itu akan memudahkan Bumi Plc untuk menata kembali bisnisnya setelah selama dua tahun ini terhambat konflik di level pemegang saham.

Sebagai langkah awal, Bumi Plc akan menggunakan nama resmi baru, yaitu Asia Resources Minerals Plc (ARM). Perubahan nama baru ini sudah disetujui 99,93 persen pemegang saham Bumi Plc pada RUPSLB, kemarin.

Nantinya, ARM akan fokus mengembangkan bisnis PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). ARM cukup leluasa untuk melakukan itu lantaran bakal meraih dana sekitar 501 juta dollar AS dari hasil penjualan saham BUMI kepada Bakrie.

Kisah Grup Bakrie di Bumi Plc memang tampaknya sudah berakhir. Namun tidak bagi Rosan Perkasa Roeslani. Eks-Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) tersebut kini masih berseteru dengan Bumi Plc. Dalam pengumuman di situs resminya, Kamis (5/12/2013), Bumi Plc menyatakan Rosan menyangkal masih berkewajiban membayar 173 juta dollar AS seperti yang telah disepakati pada Juni 2013. Dana itu merupakan pengganti atas dugaan penyelewengan keuangan yang dilakukan Rosan semasa memimpin BRAU. Kasus ini sekarang masuk arbitrase.

Kemarin, harga BUMI menguat 2,86 persen ke posisi Rp 360 per saham. (Veri Nurhansyah Tragistina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com