Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Batasi Jumlah Pekerja Asing

Kompas.com - 31/12/2013, 17:19 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com
- Pertumbuhan ekonomi Singapura sepanjang tahun ini mencapai 3,7 persen atau lebih tinggi dari proyeksi awal.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengungkapkan pertumbuhan ekonomi itu disebabkan pertumbuhan ekonomi global sudah mulai stabil. "Pencapaian itu di atas perkiraan kami sebelumnya, yaitu 2,5 persen-3,5 persen di tengah ketidakpastian perekonomian global," ujarnya dalam keterangan resmi sebagaimana dikutip AFP, Selasa (31/12/2013).

"Ekonomi Eropa dan Amerika stabil. Prospek ekonomi Asia masih positif, namun terdapat sejumlah masalah dan tekanan, yang salah satunya ketegangan di wilayah semenanjung Korea," lanjutnya.

Dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi tahun ini, Singapura mematok target pertumbuhan ekonomi antara 2 persen-4 persen pada tahun 2014.

Pada 2012, total produk domestik bruto (PDB) mencapai 345,6 miliar dollar Singapura atau 273,25 miliar dollar AS. Ekspor Singapura, sebagaimana yang terjadi di negara Asia lainnya, mengalami perlambatan karena turunnya permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa.

PM Lee juga menyatakan bahwa Pemerintah Singapura akan mengetatkan pekerja asing di tengah meluapnya para ekspatriat di negeri tersebut.

Hingga saat ini, jumlah pekerja asing di negara tetangga Indonesia ini mencapai 5,4 juta orang, sedangkan penduduk asli dan penduduk permanen hanya sebanyak 3,84 juta.

"Kami akan melanjutkan untuk mengimbangkan jumlah pekerja asing dengan penduduk asli atau permanen resident," lanjut Lee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com