Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbangan Komersial dari Halim Hanya Sementara

Kompas.com - 10/01/2014, 16:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, penerbangan komersial terjadwal dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hanya sementara, selagi menunggu bandara baru sekelas Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.

"Mungkin tidak lebih dari 10 tahun. Kita akan evaluasi dari tahun ke tahun karena nanti kalau sudah ada bandara baru, tentu Halim akan lebih difokuskan pada fungsi sebelumnya, seperti penerbangan VVIP atau pertahanan," kata Bambang seusai acara peresmian penerbangan perdana maskapai Citilink di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/1/2014).

Menurut Bambang, pengalihan penerbangan ke Bandara Halim merupakan upaya jangka pendek untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.

Sebagai bandara yang sejak awal disiapkan untuk kebutuhan militer Indonesia, Bandara Halim tetap memiliki kekhususan sendiri, meskipun saat ini sudah dibuka untuk penerbangan komersial terjadwal karena adanya unexpected delay atau penundaan penerbangan mendadak jika ada keperluan militer atau kunjungan kenegaraan.

"Pengalihan penerbangan ini kan solusi jangka pendek, memang tidak signifikan secara absolute number mengurangi kepadatan di Soetta, tetapi kan memindahkan beban di sana pada jam-jam tertentu sehingga bisa mengatasi kapasitas ideal pergerakan (penerbangan)," jelas Bambang.

Menurut Bambang, untuk mengatasi kepadatan arus lalu lintas penerbangan, mau tidak mau harus dibangun bandara baru yang levelnya sama dengan Bandara Soekarno-Hatta dengan kapasitas 70 juta penumpang yang datang dan pergi dari bandara.

Bambang mengatakan, bandara baru ini akan dibangun berdekatan dengan wilayah timur Jakarta yang padat penduduknya. Selain itu, masyarakat mempunyai pilihan untuk memilih bandara terdekat dari rumah masing-masing apakah di barat (Bandara Soetta) atau di timur (bandara baru).

Sementara ini, daerah Karawang dinilai paling ideal untuk dibangun bandara baru.

"Dari hasil studi ada tujuh alternatif calon, tapi paling ideal di Karawang. Nanti akan disesuaikan satu tata ruangnya dan tentu penyesuaian agar tidak mengganggu aktivitas pertanian di sana," ungkapnya.

Bandara yang ditaksir menelan biaya pembangunan hingga Rp 10 triliun itu, lanjut Bambang, akan didesain sebagai bandara yang ramah lingkungan atau eco airport.

"Jadi memang enggak akan lucu kalau tiba-tiba bandara baru itu mengganggu lingkungan. Jadi, misalnya, jalan akses ke bandara di atas aliran irigasi sehingga tidak mengganggu aktivitas pertanian," tutur Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com