Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Nuklir Iran dan Data Pasar Kerja Amerika Turunkan Harga Minyak

Kompas.com - 14/01/2014, 01:20 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

LONDON, KOMPAS.com — Harga minyak turun, Senin (13/1/2014), setelah kesepakatan nuklir Iran diumumkan akan efektif berlaku mulai 20 Januari 2014 dan Iran akan segera mendapatkan bantuan sebagai pertukaran kesepakatan. Data tenaga kerja Amerika juga berimbas pada harga minyak dunia terkait kemungkinan penundaan tapering yang melemahkan dollar AS.

Kontrak utama New York West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari 2014 kehilangan 69 sen menjadi 92,03 dollar AS per barrel. Minyak mentah Brent North untuk pengiriman periode yang sama juga turun harga 25 sen menjadi 107 dollar AS per barrel.

"Harga telah melunak sedikit ... menyusul kemajuan kesepakatan program nuklir Iran yang akan melonggarkan sanksi dan menambah pasokan (minyak dunia)," kata Sucden analis dari broker Kash Kamal.

Presiden AS Barack Obama menyambut baik pengumuman tentang kesepakatan nuklir Iran, tetapi memperingatkan bahwa tantangan masih menghadang di depan untuk mendapatkan kesepakatan komprehensif.

Obama menambahkan bahwa ia akan memveto setiap upaya Kongres untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran selama fase perundingan berikutnya.

"Ini adalah bearish untuk minyak seperti yang kita mungkin melihat beberapa sanksi minyak diangkat jika transaksi berjalan dengan baik," ujar analis Inenco, Lucy Sidebotham.

Ekspor minyak Iran terhambat oleh serangkaian sanksi internasional untuk menekan program nuklir mereka. Barat menuding program nuklir itu merupakan proyek senjata, sementara Iran bersikukuh nuklir mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.

Pada November 2013, Teheran setuju untuk membahas ulang program nuklirnya dan menghentikan upaya pengayaan uranium, sebagai pertukaran untuk pencairan kembali aset negara itu yang dibekukan dan aliran bantuan terbatas.

Pasar minyak jatuh pada perdagangan Senin karena para pedagang juga sedang menelaah data tenaga kerja Amerika Serikat, yang dilansir Jumat (10/1/2014). Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan, Jumat, negara itu hanya menambah 74.000 pekerjaan selama Desember 2013, jauh dari target 197.000 pekerjaan.

Data tersebut menunda langkah Federal Reserve (The Fed) yang sedianya akan segera memulai pengurangan stimulus (tapering). The Fed memutuskan akan menunggu data berikutnya pada akhir bulan ini.

Sebelumnya, pada Desember 2013, Federal Open Market Committee menyatakan akan mengurangi stimulus sebesar 10 miliar dollar AS, menjadi 75 miliar dollar AS pada Januari 2014. Keputusan diambil berdasarkan perbaikan data perekonomian yang ada saat itu.

"Harga minyak berada di bawah tekanan setelah data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang mengecewakan, Jumat," ujar Commerzbank dalam memo untuk para kliennya.

"Dollar AS yang melemah dan prospek The Fed kemungkinan menghitung kembali waktu pengurangan pembelian obligasi memungkinkan harga minyak sedikit terkoreksi semalam," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com