Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Klaim Harga Gas Nonsubsidi Indonesia Jauh Lebih Murah

Kompas.com - 14/01/2014, 22:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengklarifikasi kabar yang memberitakan bahwa harga gas elpiji nonsubsidi di Indonesia jauh lebih mahal dibanding negara-negara tetangga.

Ia mengajak publik agar tak terkecoh dengan isu dan bisa membandingkan harga dengan benar. "Di Thailand harga gasnya Rp 7.000 per kg, Malaysia Rp 6.938 per kg. Semua itu disubsidi. Jadi, kalau mau membandingkan itu dengan yang 3 kg, bukan 12 kg," kata Ali di Jakarta, Selasa (14/1/2014).

Pertamina memang sempat menaikkan harga gas elpiji 12 kg dengan harga menjadi Rp 9.809 per kg. Namun, karena sejumlah alasan dan kepentingan, kenaikan harga gas elpiji 12 kg direvisi. Alhasil, harganya turun menjadi Rp 6.850 per kg.

Ali mengatakan, harga gas elpiji 12 kg di Indonesia jauh lebih murah. Di Filipina, harga gas nonsubsidi sebesar Rp 24.000 per kg, di Korea harga gas nonsubsidi Rp 17.000 per kg, dan di Jepang Rp 20.000 per kg. Sementara di India harga gas nonsubsidi Rp 12.500 per kg.

"Gas 12 kg di Indonesia masih jauh lebih murah. Makanya kenapa di daerah perbatasan Malaysia gasnya lebih murah karena disubsidi pemerintahnya (Malaysia)," imbuh Ali.

Untuk diketahui, biaya produksi gas dari 2009 hingga 2013 terus merangkak naik, dari Rp 7.174 per kg pada Oktober 2009 menjadi Rp 10.165 per kg. Sementara itu, harga jual hingga Desember 2013 tetap sebesar Rp 5.850 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com