Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Inflasi Januari Bakal Tinggi

Kompas.com - 15/01/2014, 08:54 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Inflasi pada awal 2014 ini sepertinya bakal melejit lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tekanan harga makanan akibat cuaca buruk akan semakin kuat seiring dengan terhambatnya distribusi dan panen.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, tingkat inflasi pada Januari 2014 akan tinggi dengan kondisi iklim yang ekstrem seperti sekarang ini. Karena itu, untuk mengendalikan kenaikan harga, pemerintah akan menjaga jalur distribusi dan pasokan bahan makanan tetap lancar.

Dengan cara ini, Chatib berharap inflasi hingga akhir 2014 tetap berada pada target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 yakni 5,5 persen. "Angka pastinya bisa diketahui akhir Januari," katanya, Senin (13/1/2013).

Optimisme inflasi terkendali sampai akhir 2014 juga disebabkan karena menjelang pertengahan Januari 2014, kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan perbaikan. Hal itu ditunjukkan dengan membaiknya nilai tukar rupiah.

Hanya saja optimisme itu tidak dirasakan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut Hatta, cuaca buruk akan membuat distribusi pangan ke masyarakat terganggu.

Kondisi itu sudah terasa pada saat ini, karena para pedagang sudah banyak yang mengeluh soal hambatan distribusi barang dan jasa. "Sudah ada beberapa harga pangan yang naik," ujarnya.

Agar lonjakan tidak terlalu tinggi, Hatta mengaku sudah berkoordinasi dengan tim pengendali harga bahan pokok, terutama beras. Dengan koordinasi yang bagus diharapkan dampak cuaca buruk dan banjir tidak membuat harga melonjak tinggi Januari ini.

Data harga kebutuhan pokok nasional yang dirilis Kementerian Perdagangan menunjukkan adanya kenaikan harga seperti minyak goreng curah, daging ayam, dan beras medium. Jika harga minyak goreng curah pada awal Januari 2014 sebesar Rp 10.999 per kilogram (kg), pada 10 Januari sudah naik menjadi Rp 11.127 per kg.

Sementara daging ayam broiler naik dari Rp 29.662 per kg menjadi Rp 30.101 per kg dan beras medium dari Rp 8.669 per kg jadi Rp 8.749 per kg.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati bilang, pemerintah harus tanggap dengan kondisi cuaca ekstrem. Kondisi ini sangat rawan pada lonjakan harga produk pertanian dan palawija. Dengan daya tahan yang relatif pendek, hambatan distribusi akan membuat bahan makanan tersebut membusuk. Ujungnya, kelangkaan dan kekurangan suplai akan membuat harga melambung. (Asep Munazat Zatnika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com