Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, tiga asumsi ini menjadi titik perhatian BI. Bank sentral juga menegaskan akan terus mengawal stabilitas untuk menciptakan perekonomian yang berkelanjutan.
"Sepanjang risiko ini belum selesai, kebijakan moneter ketat masih akan menyertai ekonomi kita," ujar Dody di Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dody menuturkan, kebijakan moneter ketat ini tentu harus dibarengi dengan sisi fiskal. Pasalnya, kenaikan suku bunga akan menimbulkan biaya yang besar bagi perekonomian. Investasi dan sektor riil akan terkena dampak yang signifikan.
Ketika ditanyakan apakah suku bunga akan kembali dinaikkan, Dody enggan menjawab. Dirinya menjelaskan, pihaknya akan terus mengawasi perkembangan situasi terkini mengenai inflasi, rupiah, dan neraca transaksi berjalan.
Ambil contoh inflasi. BI terus melakukan pemantauan harga, apalagi akhir-akhir ini banjir terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Ini tentu akan menimbulkan gejolak inflasi. Selain itu, kondisi eksternal yaitu dampak tapering off juga menjadi perhatian BI. (Margareta Engge Kharismawati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.